Presiden Jokowi Ajak Jerman Bermitra Wujudkan Transformasi Digital
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Jerman untuk melakukan kerja sama untuk mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia telah menyiapkan roadmap implementasi making Indonesia 4.0.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Jerman untuk melakukan kerja sama untuk mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia telah menyiapkan roadmap implementasi making Indonesia 4.0.
"Saya ingin mengajak Jerman untuk bermitra mewujudkan transformasi digital di Indonesia," kata Presiden Jokowi saat hadir dalam Hannover Messe 2021 melalui virtual dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/4) malam.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi tentang penggunaan perangkat teknologi di Indonesia? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5). "Ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar US Dollar lebih dari 30 triliun Rupiah," ujarnya.
-
Kenapa Jokowi ingin Indonesia menjadi produsen dalam industri teknologi? "Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar, dan kita harus jadi pemain, menjadi produsen," kata Jokowi.
-
Dimana Jokowi meresmikan Indonesia Digital Test House? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5).
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
Sementara itu, dia menjelaskan ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia saat ini menjadi yang tercepat di Asia Tenggara. Sebab Indonesia memiliki start up sekitar 2.193, kelima terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki 5 unicorn dan Indonesia bahkan telah memiliki 1 decacorn.
Ke depan, Presiden Jokowi meyakini industri ini akan berkontribusi pada PDB Indonesia sekitar USD 133 miliar di 2025. Didukung 185 juta penduduk yang memiliki akses internet, terbesar keempat di dunia.
Dia juga menjelaskan kemajuan industri 4.0 akan menjadikan Indonesia top 10 economy global di tahun 2030. Presiden Jokowi menjelaskan teknologi digital saat ini menjadi bagian sangat penting di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Sebab, menurutnya, transformasi teknologi menciptakan momentum bukan saja membawa dunia keluar dari pandemi, namun sekaligus melakukan lompatan besar ke depan.
"Ini adalah visi besar Indonesia, Indonesia emas. Yang diwujudkan melalui industri 4.0," tegasnya.
Selanjutnya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pada era industri 4.0, penguatan Sumber Daya Manusia adalah kebutuhan. Indonesia pun, kata Presiden Jokowi, memiliki bonus demografi.
Sementara itu pada tahun 2030 jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh 2 kali lipat. Sebab itu dia menjelaskan tantangan saat ini adalah penyiapan Sumber Daya Manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan.
"Tantangan big data. Artificial intelligence. Internet of things. Saya yakin, Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi," kata Presiden Jokowi saat hadir dalam Hannover Messe 2021 melalui virtual dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/4) malam.
Kemudian yang kedua, Jokowi juga mengajak Jerman untuk meciptakan iklim investasi kondusif bagi 4.0 dan pembenahan tersebut membutuhkan reformasi struktural. Salah satunya kata Jokowi dengan Indonesia membuat UU Cipta Kerja.
"Pengesahan UU Cipta Kerja adalah salah satunya. UU Cipta kerja ini akan mempermudah izin usaha. Memberikan kepastian hukum. Memberikan insentif. UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. UU Cipta Kerja akan mendukung pengembangan industri 4.0," bebernya.
Tidak hanya itu, Jokowi juga mengajak Jerman untuk investasi pada pembangunan hijau. Sebab kata dia pandemi Covid-19 adalah momentum untuk mendorong pembangunan hijau. Hal tersebut juga terlihat potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau sangatlah besar.
"Peluang bisnis sebesar 10,1 triliun USD. Peluang 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030," beber Jokowi.
Dia juga menjelaskan di Indonesia berbagai terobosan telah dilakukan. Pembangunan biodiesel atau green diesel dari kelapa sawit. Kemudian pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga. Proyek tersebut kata dia akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, kata dia di saat yang sama, Indonesia siap berkontribusi pada energi masa depan. Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik.
"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi green infrastructure inisiative Jerman dengan nilai 2,5 miliar Euro. Program ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infras hijau di Indonesia," bebernya.
(mdk/bim)