Presiden Jokowi: Revolusi industri ke-4 ciptakan 10 juta lapangan kerja di 2030
Dalam pandangan Jokowi, revolusi industri ini juga akan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru di 2030. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran jika revolusi industri tersebut akan membuat masyarakat kehilangan pekerjaan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa penerapan revolusi industri ke-4 atau Industry 4.0 di Indonesia akan mendorong Indonesia menjadi 10 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2030 mendatang.
"Harapannya dengan mengimplementasi industri 4.0 indonesia dapat mencapai top ten ekonomi global pada tahun 2030. Angka ekspor neto kita kembalikan 10 persen dari PDB," ujar Jokowi dalam acara Industrial Summit 2018 sekaligus peluncuran peta jalan (roadmap) Making Indonesia 4.0 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Kenapa Jokowi ingin Indonesia menjadi produsen dalam industri teknologi? "Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar, dan kita harus jadi pemain, menjadi produsen," kata Jokowi.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Bagaimana Jokowi ingin mendorong riset dan pengembangan produk teknologi lokal? Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
Dalam pandangan Jokowi, revolusi industri ini juga akan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru di 2030. Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran jika revolusi industri tersebut akan membuat masyarakat kehilangan pekerjaan.
"Dalam revolusi industri ini juga tercantum aspirasi untuk mewujudkan pembukaan 10 juta lapangan kerja baru di tahun 2030. Tentu hal ini akan menjadi suatu landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang," kata dia.
Namun demikian, Jokowi juga berharap revolusi industri ke-4 ini agar lebih ramah terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dengan demikian, UMKM juga bisa tumbuh melalui pemanfaatan teknologi yang tepat.
"Selain menciptakan lapangan kerja baru, implementasi industri 4.0 di Indonesia harus memastikan pertumbuhan secara inklusif pertumbuhan yang juga melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat. Tidak hanya perusahaan besar namun juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), di mana ke depannya UMKM juga harus dibuat paham dan mudah dalam mengakses dan menggunakan teknologi sehingga lebih berdaya saing," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Revolusi industri 4.0, Menperin fasilitasi IKM di marketplace
Pemerintah Jokowi targetkan industri alas kaki masuk 3 besar dunia tahun ini
Produk unggulan narapidana bakal mejeng di Trade Expo Indonesia 2018
Kemenperin pasarkan produk unggulan narapidana melalui online
Industri AS terancam rugi akibat sengketa tarif impor