Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Pertama, tantangan berat ekonomi Indonesia berasal dari ketegangan geopolitik yang kian meluas di berbagai kawasan penting ekonomi dunia.
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap sederet tantangan harus dihadapi perekonomian Indonesia di tahun 2024.
Pertama, tantangan berat ekonomi Indonesia berasal dari ketegangan geopolitik yang kian meluas di berbagai kawasan penting ekonomi dunia.
“kita lihat bahwa geopolitik global masih tetap kurang baik, kurang kondusif, kita lihat perang masih berjalan di Ukraina, Gaza,” ujar Jokowi di acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2024 yang digelar di The St Regis Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).
Kedua, tren pelemahan ekonomi global yang terus berlanjut hingga awal tahun 2024. Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
"Disrupsi teknologi yang masif terus terjadi," ucap kepala negara.
Terkait sederet ancaman tersebut, Jokowi meminta pelaku usaha sektor jasa keuangan tetap waspada dalam menjalankan bisnisnya di 2024.
Jokowi meminta pelaku usaha belajar dari berbagai krisis yang pernah terjadi untuk menyelamatkan bisnisnya.
"Kita harus banyak belajar pada kasus-kasus masa lalu, baik di (krisis) 1998, asian finansial krisis kemudian di 2008 juga ke finansial krisis dan juga di 2023 kita lihat kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank. Ini juga mengharuskan kita semuanya untuk berhati-hati dalam menjaga industri keuangan kita, ekonomi kita," ungkapnya.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta meningkatkan aspek inklusi dan literasi keuangan. Cara ini bertujuan untuk melindungi sekaligus memperkuat pemahaman masyarakat akan produk-produk lembaga jasa keuangan.
"OJK harus harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Di catatan saya di sini, tingkat inklusi keuangan kita diangka 75 persen, dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023," pungkas Jokowi.