Pro kontra minat Presiden Jokowi gabung pasar bebas buatan Amerika
Jokowi menyebut Indonesia saat ini menganut sistem ekonomi terbuka yang memungkinkan kerja sama dengan semua kalangan.
Pada lawatannya ke Amerika Serikat (AS), Presiden Joko Widodo mengungkapkan niatannya untuk menerima pinangan Barack Obama bergabung dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Lintas Pasifik alias Trans-Pacific Partnership (TPP). Menurut Presiden Jokowi, Indonesia saat ini menganut sistem ekonomi terbuka yang memungkinkan kerja sama dengan semua kalangan.
"Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan Indonesia bermaksud untuk bergabung dalam TPP," kata Jokowi.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tak khawatir bergabungnya Indonesia dalam Trans Pacific Partnership (TPP) berdampak negatif. Bappenas melihat TPP justru sebagai peluang Indonesia memperluas pasar ekspornya.
Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Endah Murningtyas mengatakan pihaknya akan mempelajari segala kemungkinan yang terjadi saat rencana ini terealisasi.
"Hal itu perlu dipelajari dulu. Kalau perdagangan bagaimana kita berupaya untuk memperluas pasar. Kalau dikhawatirkan akan menggerus dalam negeri itu tergantung dari kitanya," ujarnya kepada merdeka.com, di Jakarta.
Endah meyakini dampak atas rencana ini sangat signifikan untuk Indonesia. "Kita perlu melihat bahwa itu ada tantangan dan peluang. Tentu harus dimaksimalkan peluang, tergantung kita nanti bagaimana bisa melakukan assesment dari sektor-sektor yang ada," jelasnya.
Kesediaan Presiden Jokowi untuk bergabung dalam perjanjian pasar bebas buatan Amerika Serikat itu tak ayal mendatangkan sejumlah pro dan kontra. Berikut merdeka.com akan merangkum dukungan dan penolakan atas rencana ini.
Baca juga:
Berjanji pada Obama gabung pasar bebas AS, Jokowi dikecam aktivis
Bappenas kaji plus minus Indonesia gabung pasar bebas Amerika
Gabung pasar bebas bentukan Amerika, Indonesia dinilai bakal merugi
Demokrat ingatkan Jokowi untung rugi RI masuk pasar bebas Amerika
Mengintip untung rugi rencana Jokowi gabung pasar bebas Amerika
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa Jokowi menganggap kantor FIFA di Jakarta sebagai babak baru sepak bola Indonesia? Jokowi mengatakan, keberadaan kantor tetap FIFA Asia-hub ini merupakan babak baru persepakbolaan Indonesia.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Pemerintah berjanji akan lindungi pengusaha kecil
Pemerintah menegaskan akan melakukan proteksi terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri sebelum memutuskan bergabung dalam kerja sama Trans Pacific Partnership (TPP).
"Kalau kemudian dibuka begitu saja, ini kan pertandingan seperti Mike Tyson lawan Elias Pical, enggak akan berimbang sehingga dengan demikian harus ada keseimbangan untuk mempersiapkan itu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Negara, Jakarta.
Gabung pasar bebas buatan Amerika rugikan Indonesia
Ketua Koalisi Anti utang, Dani Setiawan menilai, pemerintah harus mempertimbangkan geopolitik dan geoekonomi antara Amerika Serikat dan China sebelum bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP). Bagi Amerika, masuknya Indonesia ke TPP ini bakal memperluas pasar bebas di Asia Tenggara.
"AS saya kira tidak mau kehilangan momentum untuk mendapatkan pasar yang sedang bergeliat di Indonesia khususnya di Asia Tenggara yang sangat dinamis, lalu kemudian di Pasifik, meskipun sebenarnya pertumbuhannya sangat kecil," ujar Dani di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Untuk Indonesia, kata dia, bergabung dengan TPP justru merugikan. Lantaran, Indonesia belum siap hadapi gempuran Amerika. Bahkan, daya saing industri nasional masih rendah menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Indonesia butuh pasar ekspor guna genjot perekonomian
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa tawaran Amerika Serikat tersebut masih dalam tahap penjajakan. "Dijajaki, karena itu kan sudah lama perundingan, sudah bertahun-tahun. Karena pemerintah tentu khususnya pada masa lalu kan mempertimbangkan dengan bijak," tutur JK di Kantornya.
Pada intinya, menurut JK, perekonomian Indonesia saat ini sudah siap untuk bersaing dengan negara maju. Selain itu, Indonesia membutuhkan pasar besar untuk menggenjot kinerja perekonomian.
"Tapi sekarang kita melihat bahwa ini untuk meningkatkan daya saing kita dan memperluas pasar supaya nanti kita jangan mendapat perlakuan yang berbeda dengan negara-negara yang ikut TPP seperti Vietnam, Malaysia, di Amerika dan di Jepang. Jadi kita mempertimbangkan untuk bergabung," jelas JK.
Gabung pasar bebas hanya perbesar barang impor masuk Indonesia
Aktivis antiliberalisasi pasar, Rachmi Hertanti, mengatakan tidak ada keuntungan apapun dengan bergabung ke TPP. Indonesia sejauh ini sedang surplus dari sisi perdagangan dengan 80 persen negara anggota TPP.
Peneliti lembaga swadaya Indonesia for Global Justice (IGJ) ini menilai keterlibatan dalam forum pasar bebas bentukan AS itu mengancam Indonesia dibanjiri produk dari Korsel, AS, ataupun Jepang.
"Implementasi perjanjian perdagangan bebas menjadikan Indonesia hanya sebagai pemasok bahan mentah dan menjadi pasar impor bagi produk barang dan jasa negara lain," kata Rachmi.