Jokowi Ungkap Biang Kerok Beras Langka di Pasar: Karena Ada Bencana Banjir
Kondisi tersebut membuat stok beras di pasar ritel modern langka
Kondisi tersebut membuat stok beras di pasar ritel modern langka
Jokowi Ungkap Biang Kerok Beras Langka di Pasar: Karena Ada Bencana Banjir
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui ada gangguan distribusi sehingga menyebabkan stok beras di pasar dan ritel menjadi langka.
Kendati begitu, dia memastikan pasokan beras di Bulog masih cukup banyak. Cek hasil quick count di sini:
"Stok beras di Bulog masih cukup banyak. Ini hanya masalah misalnya distribusinya terganggu karena banjir,"
kata Jokowi kepada wartawan di TPS 10 Keluruhan Gambir, Gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
merdeka.com
Dia mencontohkan terganggunya distribusi beras di Demak, Jawa Tengah karena ada bencana banjir. Namun, Jokowi meminta masyarakat tak khawatir dengan masalah kelangkaan beras.
"Beras baik yang medium maupun premium, juga di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya. Jadi tak perlu dikhawatirkan," jelasnya. Cek hasil quick count di sini:
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka-bukaan penyebab beras langka dan harga beras di pasaran yang terus meroket. Ia lantas mengambil harga beras premium, yang kini sudah banyak di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp13.900 per kg.
Sebagai perbandingan, Bayu memaparkan data harga gabah petani di hampir semua sentra produksi yang sudah melampaui Rp 7.500 per kg. Sementara harga beras melonjak dua kali lipat setelah dihitung presentase dari berat beras yang dihasilkan dari penggilingan gabah (rendemen).
"Cara menghitung dari gabah ke beras gampangnya kali dua. Karena rendeman sekitar 50-55 persen. Memang ada yang 60 persen. Saya ambil gampangnya saja untuk menghitung, sekitar 50 persen," jelas Bayu di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (13/2).
Bayu lantas memaparkan perbandingan harga beras dan gabah di beberapa kota. Semisal Karawang, dimana harga gabah di tingkat petani Rp7.150 per kg dan beras premium Rp14.333 per kg.
Lalu di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, dengan harga gabah Rp7.900 per kg dan beras premium Rp14.050 per kg. Kemudian di Ngawi, dimana harga gabah Rp8.200 per kg dan harga beras premium Rp15.700 per kg.
"Data tadi konfirmasi hal tersebut, bahwa di tingkat produsen gabah sudah Rp8.000, di daerah produksi harga beras sudah Rp15.000. Ini terjadi praktis di seluruh Indonesia," imbuh Bayu.
Kondisi tersebut membuat stok beras di pasar ritel modern langka. Pasalnya, ritel modern semisal Alfamart, Indomaret dan lain-lain tak bisa menjual beras premium di atas harga eceran tertinggi.
"HET untuk beras premium adalah Rp13.900 (per kg). Anda bisa bayangkan, ritel modern kira-kira berani enggak melanggar HET? Enggak berani. Reputational problem," ungkap Bayu.
"Kalau sampai ketahuan, maka itu akan timbulkan masalah bagi si ritel modern. Dan orang tidak peduli, misal Alfamart yang ada di daerah mana, yang kena seluruh Alfamart, karena tanggung jawab manajemen," tegasnya.
Alhasil, pengusaha produsen beras tak ingin menjual rugi ke ritel modern. Sehingga mulai mengurangi pasokan beras ke sana.
"Mereka mulai kurangi pasokan ke ritel modern. Kalau kita masuk ke pasar tradisional, itu tersedia berasnya, ada. Cuman mahal di atas HET (beras). Ini lah situasi gambaran perberasan sekarang," pungkas Bayu. Cek hasil quick count di sini: