Ternyata, Ini Penyebab Stok Beras Kosong di Alfamart dan Indomaret
Bulog mengatakan, keterlambatan pihak ritel modern untuk kembali mengisi ulang stok beras premium akibat adanya libur panjang perayaan Imlek.
Bayu mengatakan, kelangkaan beras jenis premium di tritel modern akibat keterlambatan pihak toko untuk mengisi ulang stok beras. Ini sebagaimana pantauan yang dilakukan oleh Perum Bulog.
Ternyata, Ini Penyebab Stok Beras Kosong di Alfamart dan Indomaret
Ternyata, Ini Penyebab Stok Beras Kosong di Alfamart dan Indomaret
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi buka suara terkait kelangkaan beras jenis premium di ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret yang banyak dikeluhkan konsumen.
Bayu mengatakan, kelangkaan beras jenis premium di tritel modern akibat keterlambatan pihak toko untuk mengisi ulang stok beras. Ini sebagaimana pantauan yang dilakukan oleh Perum Bulog.
"Sebenarnya tidak ada kelangkaan di ritel modern sebagaimana gambar di atas (gambar per tadi malam). Beberapa toko ritel tampaknya agak lambat mengisi ulang," kata Bayu kepada Merdeka.com di Jakarta, Minggu (11/2).
Bayu mengatakan, keterlambatan pihak ritel modern untuk kembali mengisi ulang stok beras premium akibat adanya libur panjang perayaan Imlek.
"Mungkin karena libur 4 hari sejak Kamis, termasuk bank yang tidak membuka pelayanan, dan Imlek, yang bagi teman-teman pedagang yang merayakan itu benar-benar tidak ada kegiatan," ujarnya.
Dia berjanji pasokan beras jenis premium akan kembali terisi pada Senin (12/2) di retail modern. Bulog berencana akan meningkatkan pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dikemas dan dipasarkan oleh Perum Bulog hingga 100 ribu ton.
"InsyaAllah Senin besok sudah akan normal kembali. Per Senin besok, permintaan pengiriman SPHP sudah normal kembali dan akan kami gandakan, mungkin bisa mencapai 100 ribu ton," pungkas Bayu.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey mengaku toko-toko ritel mengalami kelangkaan stok beras ukuran 5 kilogram (kg).
Roy khawatir kondisi seperti ini akan menimbulkan gejolak pasar karena naiknya harga beras dan komoditas lainnya.
"Siapa yang akan bertanggungjawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut pada gerai ritel modern kami, karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual Rugi," ujar Roy, Jumat (9/2).
Dia mengatakan keterbatasan suplai beras saat ini karena belum masa panen. Mengingat masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024.
Di waktu bersamaan, ujar Roy, beras medium SPHP yang diimpor pemerintah belum masuk. Dengan demikian, situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dengan permintaan ini berdampak terhadap kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional).
Atas kondisi ini, Roy mendesak pemerintah serta pihak berwenang seperti Satgas Pangan dan PPNS untuk merelaksasi ‘aturan main’ HET yang ditetapkan dan berjalan selama ini.
Sehingga, peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok penting bagi masyarakat.
Hal ini tak lain demi menghindari kekosongan dan kelangkaan bahan pokok pada gerai ritel modern.