Profil Howard Lutnick, Investor yang Dipilih Donald Trump Pimpin Departemen Perdagangan
Lutnick akan mengambil peran strategis dalam mengelola agenda tarif dan perdagangan.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump telah memilih investor sekaligus CEO Cantor Fitzgerald, Howard Lutnick, untuk memimpin Departemen Perdagangan AS. Lutnick yang juga merupakan co chair tim transisi Trump, akan mengambil peran strategis dalam mengelola agenda tarif dan perdagangan pemerintahannya.
Sebelumnya, Lutnick sempat dipertimbangkan untuk posisi Menteri Keuangan, namun hingga kini Trump belum memutuskan siapa yang akan menduduki jabatan tersebut. Miliarder Elon Musk bahkan turut mendukung Lutnick untuk posisi itu, sembari mengkritik kandidat lain yang dianggapnya lebih konservatif dalam pendekatan bisnis.
- Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
- Donald Trump Menang Pilpres, Miliarder Semakin Kaya
- Perjalanan Karier Donald Trump, dari Pengusaha Sukses ke Calon Presiden Lagi
- Segini Kekayaan Donald Trump, Mantan Presiden Amerika yang Terkena Tembakan Saat Berpidato
Melansir BBC, Rabu (20/11), Lutnick dikenal sebagai seorang kapitalis yang sangat mendukung kebijakan Trump, termasuk penerapan tarif tinggi dan penghapusan pajak penghasilan. Pandangannya sering kali berbeda dengan Wall Street, yang khawatir tarif dapat merugikan bisnis besar menambah warna dalam dinamika kebijakan ekonomi AS di masa depan.
Meskipun Departemen Perdagangan lebih kecil dibandingkan dengan Departemen Keuangan, dengan sekitar 50.000 pegawai, departemen ini memiliki peran penting dalam hal-hal terkait keamanan nasional dan kebijakan ekonomi, seperti pembatasan ekspor teknologi dan penerapan tarif untuk melindungi industri dalam negeri.
Trump menyebut Lutnick sebagai kekuatan dinamis di Wall Street selama lebih dari 30 tahun dan memuji perannya dalam membantu mencari orang-orang yang akan mengisi posisi pemerintahan baru.
Digadang-gadang Bawa Perubahan Besar
Lahir di Long Island, New York, Lutnick adalah seorang pendukung lama Trump dan dikenal karena hubungan sosialnya di New York. Sebelum menjadi CEO Cantor Fitzgerald, Lutnick meraih kesuksesan pesat di perusahaan keuangan tersebut setelah bergabung pada tahun 1983.
Namun, Lutnick mulai mendapat sorotan publik setelah serangan 11 September 2001, yang menewaskan lebih dari 600 orang di kantor perusahaan, termasuk saudaranya. Lutnick yang tidak berada di kantor pada saat itu, tampil di televisi beberapa hari setelah tragedi tersebut dan mengungkapkan kesedihannya.
Dengan pengalaman dan ketangguhannya menghadapi masa-masa sulit, Lutnick diperkirakan akan membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi dan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Trump.
Reporter Magang: Thalita Dewanty