Program cipta lapangan kerja Prabowo-Hatta bercorak Orba
"Penciptaan dua juta lapangan kerja lewat sektor pertanian, padat karya, dan BUMN tidak realistis," ujar Lin Che Wei.
Program penciptaan lapangan kerja pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dinilai bercorak orde baru. Di mana, penciptaan lapangan kerja diupayakan dari sektor pertanian, industri padat karya, dan BUMN.
"Pada 1994-1998, industri padat karya kita kuat, pabrik elektronik, sepatu, tekstil, karena tenaga kerja murah. Sekarang ada yang lebih murah dari Indonesia," kata Chief Executive Officer Katadata Lin Che Wei, di Jakarta, Selasa (10/6).
Dia mengatakan Prabowo - Hatta memiliki program penciptaan dua juta lapangan kerja. Itu akan diupayakan lewat pencetakan dua juta hektare lahan bahan baku bioetanol dengan sistem tumpang sari. "Pertanyaannya, di mana mencetaknya?" kata Lin.
Seharusnya, menurut Lin, Prabowo - Hatta fokus mengembangkan sektor jasa, perdagangan, konstruksi, dan lainnya. Belakangan ini, tiga sektor tersebut terbukti lebih mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak ketimbang pertanian. "Sektor-sektor ini tidak tersentuh."
Berdasarkan data, Lin menguraikan, Sepanjang Mei 2012-Mei 2013, terdapat 1,241 juta lapangan kerja. Dalam periode sama, pertanian justru kehilangan 838.000 tenaga kerja.
Di sisi lain, sektor jasa mampu menyerap 1 juta tenaga kerja, perdagangan atau informal 570.000 tenaga kerja, dan konstruksi 341.000 tenaga kerja.
"Jadi, penciptaan dua juta lapangan kerja lewat sektor pertanian, padat karya, dan BUMN tidak realistis."