PT DI serahkan pesawat NC212-200 ke-9 pada TNI
Pesawat NC212-200 merupakan pesawat transportasi ringan untuk daerah terpencil.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu unit pesawat NC212-200 kepada TNI Angkatan Udara yang dilakukan di Lanud Abdul Rahman Saleh Malang, Jawa Timur, Senin (15/2)
"Pesawat NC212-200 yang diserah terimakan ini akan digunakan untuk operasional Skadron Udara 4 Wing 2 Abdul Rahman Saleh Malang," kata Kepala Divisi Manajemen Program dan Perencanaan, Rachmat Condrogumono dalam keterangannya di Jakarta.
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Dimana pesawat nirawak baru TNI AU bisa diterbangkan? "Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia.
-
Bagaimana pesawat nirawak baru milik TNI AU bisa digunakan untuk pertempuran? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
-
Kenapa TNI AU harus menerbangkan pesawat Cureng dengan ketinggian rendah? Kenapa? Sujadarma menilai keputusan pilot untuk terbang rendah sangat berbahaya. Pesawat mudah sekali jadi sasaran tembak dari darat. Sebuah kerugian yang sangat besar jika pesawat tersebut jatuh ditembak pemberontak. TNI saat itu sedang serba kekurangan.
-
Mengapa TNI AU membutuhkan pesawat nirawak baru? Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).
-
Pesawat apa yang digunakan oleh TNI AU untuk menyerang markas Belanda di Ambarawa dan Salatiga? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga. Pesawat Cureng diterbangkan oleh Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutardjo Sigit.
Upacara penerimaan pesawat dipimpin oleh Komandan Lanud Abdul Rachman Saleh, Marsekal Pertama TNI RM Djoko Senoputro yang dihadiri oleh Direktur Umum dan SDM PTDI Sukatwikanto serta pejabat TNI AU.
Pesawat yang diserahkan merupakan realisasi dari kontrak kerja sama antara PTDI dan Kementerian Pertahanan RI dengan dengan Nomor Kontrak: TRAK/756/RM/VIII/2012/AU, yang ditandatangani pada tanggal 18 Juli 2012.
Pesawat NC212-200 yang diserah terimakan pada Senin ini merupakan pesawat NC212 ke-33 yang diserahkan kepada jajaran TNI atau merupakan pesawat NC212 kesembilan yang diserahkan kepada TNI Angkatan Udara.
Pesawat NC212-200 merupakan pesawat transportasi ringan yang dirancang untuk beroperasi di daerah-daerah perintis atau bandara kecil yang masih minim infrastruktur dan memiliki landasan pacu tak beraspal. Kompartemen kargo dapat mengangkut 18 penumpang dan barang bawaan mereka, atau 16 pasukan terjun payung lengkap, termasuk dapat memuat kendaraan di dalamnya.
Selain itu untuk evakuasi medis melalui udara, pesawat ini memiliki 12 tandu dan kursi untuk dua petugas medis. Sebuah ramp loading belakang memungkinkan digunakan untuk menerjunkan pasukan terjun payung.
"Kami berharap seluruh jajaran TNI, khususnya TNI AU dapat terus memanfaatkan dan menggunakan produk dan jasa PTDI dalam memperkuat armada udaranya," kata Direktur Umum dan SDM PTDI Sukatwikanto.
Baca juga:
PT DI siap dukung pemerintah tingkatkan pertahanan negara
PT Dirgantara Indonesia ekspor badan helikopter ke Airbus di Prancis
JK minta PT DI garap pasar komersil, tak cuma andalkan pesanan TNI
Kapten Esther, srikandi bernyali di atas burung besi