Punya satelit, BRI hemat biaya operasional Rp 600 M per tahun
Dirut BRI memastikan saat satelit ini beroperasi maka tidak ada lagi gangguan ATM dan sistem di kantor cabang.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memperkirakan kepemilikan satelit komunikasi sendiri menghemat biaya operasional mencapai Rp 600 miliar per tahun. Selain efisiensi bisnis, kepemilikan satelit ini juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
"Dengan memiliki satelit yang mendukung komunikasi sendiri, maka kami dapat menekan biaya operasional untuk komunikasi," ujar Direktur Utama Bank BRI, Sofyan Basyir, di Gedung BRI, Jakarta, Senin (28/4).
Menurutnya, tahun depan, penghematan yang bisa diraup mencapai Rp 500 miliar sampai Rp 600 miliar. "Satelit ini paling tidak bisa dipakai 15 tahun, anda bisa hitung berapa efisiensi yang kami dapat," jelas dia.
Sofyan melanjutkan, pihaknya mengakui selama ini sering mendapat keluhan nasabah terkait pelayanan berbasis teknologi informasi. "Kami sering dapat keluhan pak, itu ATM mati (offline) atau di kasir terlampau lama menunggu. Itu bukan masalah teknologi BRI, tapi komunikasinya yang kapasitasnya rendah atau diturunkan," ungkapnya.
"Kalau satelit punya BRI sendiri kualitas jadi prima. Dan ini kan menyangkut masalah reputasi kami juga," tambah dia.
Sofyan memastikan saat satelit ini beroperasi nantinya, maka 19.000 ATM dan 9.800 kantor cabang milik BRI tidak akan mengalami gangguan lagi. "Jika terhubung (ATM) itu tidak akan terputus 24 jam 365 hari, tidak pernah terputus," ujarnya.
Satelit seharga Rp 2,5 triliun ini akan memiliki 45 transponder. Yang akan digunakan BRI untuk keperluan operasional perbankan adalah sebanyak 22-23 transponder. Sedangkan 4 transponder akan diberikan kepada pemerintah Indonesia untuk keperluan pemerintahan, seperti sensus data kependudukan, data pertanian dan lainnya. Sedangkan, sisanya bisa dipergunakan untuk keperluan lain.
Proses desain final dan pembuatan BRISAT akan dilaksanakan di pabrik SSL di Palo Alto California, yang diperkirakan akan memakan waktu 24 bulan. Sehingga diperhitungkan shipment and lunch campaign akan dilakukan 25-26 bulan yang akan datang atau sekitar pertengahan tahun 2016 di Kourou, French Guiana.
BRI sendiri membeli satelit tersebut dari perusahaan profesional asal Amerika Serikat, Space Systems/Loral, LLC (SSL) dan yang meluncurkannya adalah Arianespace yang merupakan perusahaan dari Perancis. Adapun nilai investasinya sekitar USD 200 - 250 juta.