Pupuk Kaltim Bangun Pabrik Amonia dan Urea di Papua, Nilai Investasi Rp15,4 Triliun
Proyek ini memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mendukung produktivitas pertanian Indonesia, ketika nanti beroperasi penuh.
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memulai pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat. Pabrik ini akan memproduksi amonia dan urea, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pupuk di kawasan timur Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah baru dalam membangun kawasan food estate di Papua.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo mengungkapkan, proyek ini memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mendukung produktivitas pertanian Indonesia, ketika nanti beroperasi penuh.
- Indonesia Bakal Produksi Amonia Hijau Petama di Dunia, Jepang Kasih Sumbangan Dana Rp386 Miliar
- Pemerintah Dukung Revitalisasi Industri Pupuk: Kalau Efisien, Harga Pokok Produksi Turun
- Industri Pupuk Berpotensi Kehilangan Ekspor Rp16 Triliun, Anak Buah Luhut Beri Solusi Begini
- Jokowi Sebut Pabrik Amonium Nitrat di Kalimantan Bisa Kurangi 8% Bahan Baku Pupuk
Nilai investasi dalam pembangunan pabrik pupuk di Fakfak ini mencapai USD 1 miliar, atau setara Rp15,4 triliun (kurs Rp 15.472 per USD).
"Proyek ini akan meningkatkan pasokan pupuk urea dan amonia hingga 1,15 juta ton dan 825 ribu ton per tahun. Dengan nilai investasi lebih dari USD 1 miliar, kapasitas produksi ini mampu memenuhi hingga 80 persen kebutuhan pupuk nasional, yang setara dengan 4,5 hingga 5 juta ton," jelas Budi dalam keterangan tertulis, Jumat (18/10).
Kehadiran pabrik amonia dan urea di Fakfak juga diharapkan dapat mendukung upaya swasembada pangan yang menjadi salah satu visi dalam Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045.
"Proyek ini juga sejalan dengan program lumbung pangan nasional yang direncanakan akan dipindahkan ke Merauke, Papua. Dengan lokasi pabrik yang strategis, berdekatan dengan Merauke, biaya distribusi logistik dapat ditekan, memberikan efisiensi dalam penyediaan pupuk untuk program tersebut," imbub Soesilo.
Dalam memulai pembangunannya, dia menambahkan, Pupuk Kaltim telah melakukan serangkaian upacara adat untuk memastikan seluruh proses persiapan yang dilakukan tetap dalam koridor melindungi hak masyarakat hukum adat.
Bangun Sekolah Pemberdayaan Rakyat
Pada waktu yang bersamaan, Pupuk Kaltim juga menggagas berdirinya program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) di Fakfak sejak 2023. Perseroan bersinergi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat Fakfak di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan.
"Kami berkomitmen agar manfaat dari investasi besar ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan infrastruktur, dan berbagai program pemberdayaan komunitas," lanjut Soesilo.
Investasi pembangunan kawasan industri pupuk yang direncanakan akan berdiri di lahan seluas 500 hektare ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Papua Barat. Kawasan ini akan menjadi pusat industri yang dapat mendukung berbagai sektor ekonomi lain, seperti logistik, perdagangan, dan layanan jasa di wilayah tersebut.
"Pengembangan kawasan industri ini bukan hanya tentang membangun pabrik, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Fakfak dan sekitarnya. Kami ingin memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosial dari proyek ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," tuturnya.