Alokasi Pupuk Subsidi Ditambah, Merauke Disiapkan Jadi Lumbung Pangan Nasional
Per 20 Juli 2024, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 5.890 ton untuk seluruh Papua.
PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen untuk mempermudah petani dalam menebus pupuk bersubsidi salah satunya melalui program tebus bersama. Fasilitas ini memungkinkan petani menebus pupuk bersubsidi di satu lokasi, seperti di Balai Desa Kampung Telaga Sari, menggunakan kartu tani atau Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi dengan mengunjungi sejumlah kios, gudang, dan petani di Merauke. Wilayah ini dianggap penting untuk ketahanan pangan nasional.
Per 20 Juli 2024, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 5.890 ton untuk seluruh Papua, dengan 3.530 ton di antaranya berada di Gudang Lini III Merauke. Rinciannya, 1.955 ton pupuk Urea dan 1.575 ton pupuk NPK Phonska untuk petani Merauke. Stok ini melebihi ketentuan minimum yang diatur oleh pemerintah.
“Saya telah mengunjungi gudang di Tanah Miring, gudang paling timur milik Pupuk Indonesia. Saya tidak khawatir di Merauke, dan Bu Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Merauke (Yosefa Loise Rumaseu) sepakat Merauke bisa menjadi lumbung pangan baik regional maupun nasional,” kata Rahmad dikutip di Jakarta, Jumat (26/7).
Masih di Merauke, Pupuk Indonesia menggelar program "Pupuk Indonesia Menyapa" di Balai Desa Kampung Telaga, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.. Program ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung Merauke sebagai lumbung pangan nasional.
Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa "PI Menyapa" merupakan wadah komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan di lapangan. Program ini bertujuan mempercepat penebusan pupuk bersubsidi di wilayah ujung timur Indonesia, serta meningkatkan produktivitas pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan regional.
“Pupuk Indonesia menyapa semua yang bekerja keras memajukan pertanian Indonesia, termasuk PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), tim verifikasi dan validasi, kios resmi, distributor, pemerintah, kelompok tani, KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan), dan stakeholder lainnya. Kami menyapa dan mengapresiasi mereka sekaligus melakukan kegiatan tebus bersama,” ujar Rahmad Pribadi.
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional, pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton secara nasional pada tahun 2024. Penambahan ini juga diberikan kepada petani di Merauke.
Alokasi pupuk bersubsidi Urea di Merauke saat ini mencapai 8.730 ton, meningkat 72,4 persen dibandingkan alokasi awal 2024 sebesar 5.065 ton. Alokasi NPK terbaru sebanyak 14.322 ton, meningkat 125,3% dari alokasi sebelumnya sebesar 6.360 ton.
Untuk memastikan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Merauke, Pupuk Indonesia menyiapkan fasilitas penunjang seperti tiga unit gudang Lini III dengan kapasitas total 6.000 ton, dua distributor, 55 kios, serta tiga petugas lapangan yang memastikan penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat distributor dan kios berjalan dengan baik.
Rahmad Pribadi menambahkan, hasil tinjauan lapangan menunjukkan bahwa tanah pertanian di Merauke cukup baik dan subur, dengan potensi besar untuk dikembangkan. Saat ini, produktivitas padi di Merauke rata-rata mencapai 3 hingga 4 ton per hektare.
Dengan lahan pertanian yang luas, seperti Kampung Telaga Sari yang memiliki lahan sekitar 1.058 hektare untuk tanaman padi, Pupuk Indonesia mendorong percepatan penebusan pupuk bersubsidi agar produktivitas di Merauke dapat meningkat.
“Pertanian di sini juga telah dikunjungi Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Merauke ini unik, saat harga beras di tempat lain naik, di sini tetap lebih murah. Hal ini penting untuk ketahanan pangan nasional,” pungkas Rahmad.