Raup Laba Bersih Rp15,02 Triliun, BNI Setor Dividen 25 Persen ke Pemegang Saham
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2018. Dalam RUPS tersebut, turut menyepakati penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2018 sebesar Rp 15,02 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2018. Dalam RUPS tersebut, turut menyepakati penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2018 sebesar Rp15,02 triliun.
"Sebanyak Rp3,75 triliun atau 25 persen dari laba bersih tersebut kemudian akan disetorkan kepada pemegang saham sebesar Rp 85 per lembar saham," jelas Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Gedung Graha BNI, Jakarta, Senin (13/5).
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Mengapa BNI membuka kantor cabang di Singapura? Pembukaan kantor cabang BNI di Singapura merupakan salah satu realisasi akan cita-cita BNI menjadi kekuatan moneter di dunia internasional, khususnya bagi NKRI yang baru saja merdeka kala itu.
Baiquni mengatakan, besaran dividen pada tahun buku ini memang turun 5 persen dari sebelumnya 30 persen menjadi 25 persen. Itu disebabkan lantaran rata-rata CAR industri perbankan saat ini yang sekitar 23 persen, sedangkan BNI sebesar 18,5 persen.
Khusus dividen bagian Pemerintah atas kepemilikan 60 persen saham, lanjutnya, akan disetorkan ke rekening Kas Negara. Sementara sisa 75 persen dari laba bersih atau sebesar Rp11,26 triliun, ia menyatakan, bakal digunakan sebagai saldo laba ditahan.
"Direksi Perseroan, dengan hak substitusi, akan menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2018 sesuai dengan ketentuan yang berlaku," sambung Baiquni.
RUPS kali ini juga turut menyetujui laporan tahunan perseroan, termasuk laporan tugas pengawasan, laporan keuangan konsolidasian, serta pengesahan laporan keuangan pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan untuk tahun buku 2018.
"Kami juga memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya atau volledig acquit et de charge kepada segenap anggota direksi dan anggota dewan komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2018, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana,"jelasnya.
Selain itu, RUPS juga menyetujui nomenklatur direksi dan perubahan susunan pengurus perseroan. Perseroan memberhentikan dengan hormat dua tokoh, yakni Wahyu Kuncoro dan Bistok Simbolon sebagai anggota komisaris perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS hari ini.
BNI juga mengangkat Hambra yang berasal dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Wakil Komisaris Utama. "Sebagai pertimbangannya kan pak Wahyu Kuncoro yang wakil komisaris sebelumnya sudah menjabat selama 4 tahun, jadi perlu rotasi," ujar dia.
"Berakhirnya masa jabatan Anggota Direksi Perseroan yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kelima sejak pengangkatan yang bersangkutan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu," tutur Baiquni.
Berikut susunan Dewan Komisaris dan Direksi terbaru BNI berdasarkan hasil RUPS Tahun Buku 2018:
Dewan Komisaris
1. Ari Kuncoro (Komisaris Utama/ Komisaris Independen)
2. Hambra (Wakil Komisaris Utama)
3. Revrisond Baswir (Komisaris Independen)
4. Pataniari Siahaan (Komisaris Independen)
5. Ahmad Fikri Assegaf (Komisaris Independen)
6. Ratih Nurdiati (Komisaris)
7. Joni Swastanto (Komisaris)
8. Marwanto Harjowiryono (Komisaris)
Direksi
1. Achmad Baiquni (Direktur Utama)
2. Herry Sidharta (Wakil Direktur Utama)
3. Putrama Wahju Setyawan (Direktur)
4. Tambok P. S. Simanjuntak (Direktur)
5. Catur Budi Harto (Direktur)
6. Rico Rizal Budidarmo (Direktur)
7. Anggoro Eko Cahyo (Direktur)
8. Dadang Setiabudi (Direktur)
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
J Resources Nusantara Gandeng BNI Danai Proyek Tambang
Salurkan Kredit Rp 521 Triliun, BNI Raup Laba Kuartal I 2019 Rp 4,08 Triliun
BNI Ajak Pelajar Menabung Lewat Rekening Simpel
BNI Syariah Incar Penyaluran KPR Rp 12,8 Triliun di 2019
BNI Anggarkan Rp 400 Miliar untuk Corporate University di 2019
Kembangkan Lembaga Pendidikan, Bank BNI Raih Akreditasi Kelas Dunia