Rekind Dongkrak Penggunaan TKDN Melalui Mitra Bisnis, Begini Strateginya
Melalui hubungan dengan para pelaku industri nasional, intangible asset yang dilahirkan Rekind juga mampu melebarkan sayap bisnis pengusaha lokal
Saat mengerjakan proyek, Rekind berperan besar mengendalikan capex (capital expenditure) melalui harga tender.
Rekind Dongkrak Penggunaan TKDN Melalui Mitra Bisnis, Begini Strateginya
Rekind Ciptakan Intangible Asset
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa EPCC (Engineering, Procurement, Construction, Commisioning), PT Rekayasa Industri (Rekind) mengklaim tidak hanya mampu menggerakkan sektor industri di tanah air, tapi juga bisa menciptakan intangible asset. Perlu diketahui intangible asset adalah aset tidak berwujud yang memiliki nilai bagi perusahaan atau bisnis secara jangka panjang. Pemanfaatan ini melalui hubungan bisnis yang dijalankan dengan ratusan pelaku bisnis lokal yang andal.
Melalui hubungan bisnis yang terjalin tersebut, saat mengerjakan proyek termasuk proyek strategis nasonal milik pemerintah, Rekind berperan besar mengendalikan capex (capital expenditure) melalui harga tender. Peran Rekind juga mampu mendongkrak nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).
Melalui hubungan dengan para pelaku industri nasional, intangible asset yang dilahirkan Rekind juga mampu melebarkan sayap bisnis para pelaku industri di tanah air.
Sebut saja Fajar Benua Group yang memiliki Business Unit usaha di antaranya PT Fajar Benua Indopack, PT Trigraha Sealsindo, PT Hidroflex Indonesia, PT Global Mandira Semesta, PT Jeil Fajar Indonesia dan PT Human Techno Mandiri.
Perseroan yang memulai perjalanannya sejak tahun 1983 sebagai perusahaan perdagangan dan distributor produk-produk teknik itu terus berkembang dan mampu mengembangkan bisnisnya sebagai operasional holding company dan business support. "Perkembangan bisnis yang kami alami sekarang, juga tidak terlepas dari hubungan bisnis yang kami jalin selaku subkontraktor, salah satunya melalui Rekind. Kami akui Rekind sangat berbeda dengan kontraktor-kontraktor EPC lainnya," tegas Direktur Utama Fajar Benua Group, Alfo Handoko dikutip Kamis (27/7).Diakui Alfo, awalnya Fajar Benua agak ‘kewalahan’ dalam memenuhi kebutuhan material yang dipesan Rekind. Pihak Procurement Rekind sangat teliti dan detail dalam memilih material yang ditawarkan Fajar Benua, termasuk soal ukuran, bentuk, dan harga.
“Dari sini kami pelajari betul spec (spesifikasi) produk yang menjadi keinginan Rekind. Melalui diskusi dan hubungan yang terjalin baik, sedikit demi sedikit kami menjadi lebih faham secara detail mengenai kegiatan-kegiatan dan kebutuhan di dunia EPC. Rekind menjadi salah satu perusahaan yang ikut andil dalam mengembangkan bisnis Fajar Benua sampai sekarang,” terang Alfo Handoko meyakinkan.Ungkapan senada soal hubungan bisnis yang baik dengan Rekind, juga dilontarkan President Director PT Guna Teguh Abadi (GTA), Kaoru Hirota. Baginya, Rekind sudah menjadi bagian keluarga dan salah satu perusahaan yang turut andil dalam membesarkan bisnis GTA melalui sinergi yang terjalin sejak tahun 2001.
Menurut dia, Rekind sangat andal dan benar-benar menguasai kegiatan EPC dengan cermat dan tepat. Rekind juga dinilai Hirota punya segudang pengalaman dan jam terbang yang tinggi untuk mengerjakan jasa EPCC di bidang Migas, Fertilizer & Petrochemical Plant, Power Plant, Pipe Line dengan skala besar.
Ditinjau dari pengalaman, kemampuan dan keahlian yang dimiliki Rekind, Hirota berharap pemerintah dan sejumlah pihak turun tangan langsung untuk bisa mempertahankan eksistensi Rekind. Peran serta tersebut, meyakini dirinya Rekind akan tetap menjadi perusahaan EPC yang akan menjaring begitu banyak benefit bagi bangsa dan negara. Sumber: Liputan6.com