Rencana BNI Syariah Melantai di Bursa Saham Mundur jadi 2020
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya masih harus memperkuat lini bisnis anak usaha sebelum bisa go public.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memundurkan rencana pembukaan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha perseroan yakni BNI Syariah dari tahun ini menjadi 2020.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya masih harus memperkuat lini bisnis anak usaha sebelum bisa go public.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
-
Apa saja inovasi yang dikeluarkan BNI agar tetap dipercaya nasabah? Di usianya yang hampir satu abad, Bank BNI sudah mengeluarkan berbagai inovasi yang membuatnya tetap dipercaya nasabah.
-
Kapan penandatanganan kerja sama BNI dan Bank Lampung dilakukan? Acara penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara Division Head Card Business BNI Grace Situmeang bersama Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di Menara BNI, Jakarta, Kamis (7/9).
-
Bagaimana BNI bertransformasi menjadi Bank Negara Indonesia 1946? Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 1968, BNI resmi bertransformasi. BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
"Kita kan sebenarnya merencanakan BNI Syariah (IPO), tapi tentunya ini harus kita perkuat terlebih dahulu," ujar dia di Menara BNI Pejompongan, Jakarta, Jumat (30/8).
Dia menganggap, rencana IPO secara waktu pada tahun ini masih terlalu dekat. Sebab, seperti yang diutarakan sebelumnya, BNI Syariah masih harus berbenah diri. "Sepertinya kalau melihat waktunya kayaknya mepet, enggak bisa. Pertama kita targetkan tahun ini. Kita lebih fokus tahun ini untuk persiapan penguatan perusahaan," ungkap dia.
Sebelumnya, BNI Syariah menargetkan untuk menjadi Bank Buku III dengan cara mencatatkan saham perdana. Langkah itu dinilai bisa menambah modal inti perusahaan.
"Kenapa IPO? Memang termasuk salah satu strategi yang jadi pertimbangan kita. Namun yang paling dekat ialah untuk capital injection. Tapi yang jelas itu kami berupaya untuk jadi Bank Buku III di akhir tahun ini," tutur Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah Dhias Widhyati.
Sementara itu, untuk saat ini modal inti perseroan sudah mencapai Rp4,2 triliun. Itu berarti masih kurang Rp800 miliar lagi dimana syarat modal inti untuk menjadi Bank Buku III adalah sebesar Rp5-30 triliun.
"Rp800 miliar apakah bisa dari laba ditahan? Kalau target laba dari pemegang saham pengendali Rp868 miliar tercapai, yasudah Alhamdulillah. Tapi kalau dari target rencana bisnis bank (RBB) Rp550 miliar, maksimal diharapkan dari capital injection," jelas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bank BNI Pangkas Target Pertumbuhan Kredit
BNI Mulai Lirik Peluang Bisnis di Pembangunan Ibu Kota Baru
Sudah Dilarang Jokowi, Menteri Rini Tetap Rombak Susunan Pejabat di BUMN Kakap
Kementerian BUMN Sebut Akan Ada Penggantian Direksi Bank BNI
Jajaran Pejabat Bank BNI Dirombak, Askolani Diangkat jadi Komisaris