Riset: Layanan Digital Buatan Indonesia Paling Diminati Milenial
Di layanan aplikasi transportasi, Go-Jek lebih banyak digunakan responden yakni sebesar 70,4 persen dibanding Grab 45,7 persen. Di sisi aplikasi pesan-antar makanan, Go-Food yang juga masih layanan Go-Jek mendominasi pasar dengab 71,1 persen dibanding GrabFood 39,9 persen.
Perusahaan riset independen, Alvara Research Center merilis data yang mencatat bahwa layanan digital e-commerce buatan Indonesia paling diminati kelompok milenial.
"Momentum di mana milenial yang notabene Digital Natives yang lebih memilih aplikasi e-commerce buatan Indonesia harus dijaga supaya Indonesia bisa menjadi pemain utama di era ekonomi digital," ujar Ceo dan Founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali dikutip dari Antara, Rabu (10/7).
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Kenapa Huawei genjot kolaborasi untuk penguatan ekonomi digital? Sebuah bisnis raksasa tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya kolaborasi. Hal inilah yang terus dipegang teguh Huawei dalam mengelola bisnisnya sebagai perusahaan teknologi multinasional.
-
Siapa yang terlibat dalam studi tentang penggunaan platform digital di pedesaan Indonesia? Menko Airlangga memberikan apresiasi atas penelitian yang telah dilakukan oleh DFS Lab dan RISE Indonesia dengan dukungan Bill and Melinda Gates Foundation. Studi yang melibatkan multipihak tersebut akan mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan pedesaan Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Kapan hasil studi tentang penggunaan platform digital di pedesaan Indonesia diluncurkan? Menko Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
Berdasarkan hasil penelitian antara Alvara dengan IDN Research Institute yang dilakukan secara tatap muka dengan metode Cluster Random terhadap 1.204 responden di Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta dan Manado.
Dari data itu, dia membagi dalam lima kategori e-commerce yang diminati kelompok milenial seperti layanan transportasi, aplikasi pesan-antar makanan, aplikasi belanja, aplikasi pemesanan hotel dan tiket, dan pembayaran digital.
Di layanan aplikasi transportasi, Go-Jek lebih banyak digunakan responden yakni sebesar 70,4 persen dibanding Grab 45,7 persen. Di sisi aplikasi pesan-antar makanan, Go-Food yang juga masih layanan Go-Jek mendominasi pasar dengab 71,1 persen dibanding GrabFood 39,9 persen.
Kemudian aplikasi belanja, masih didominasi oleh platform asal luar negeri seperti Lazada (47,9 persen) dan Shopee (32,2 persen), sementara aplikasi Indonesia seperti Tokopedia dan Bukalapak menjadi pilihan alternatif belanja masing-masing 15,4 persen dan 14,4 persen.
"Milenial mengasosiasikan Lazada dengan COD/bayar di tempat, sedangkan Shopee memiliki Net Promoter tertinggi karena gratis ongkos kirim. Sementara Tokopedia dan Bukalapak diasosiasikan dengan aplikasi belanja terkenal," kata dia.
Aplikasi pemesanan hotel dan tiket didominasi oleh aplikasi buatan Indonesia yakni Traveloka diikuti Tiket.com dan Blibli.com.
Terakhir aplikasi pembayaran digital Go-Pay paling banyak diminati oleh kelompok milenial dengan hampir seluruh responden menggunakan aplikasi tersebut. Sementara OVO (96,2 persen) yang berasosiasi dengan Grab berada diurutan kedua, diikuti Dana (50,3 persen), PayTren (47 persen) dan LinkAja (35 persen).
"Konsumen juga lebih mempromosikan Go-Pay dibanding aplikasi pembayaran digital sejenis. Ini berdasarkan dari nilai net promoter yang lebih tinggi," kata dia.
Dari hasil penelitian itu hanya layanan belanja saja yang dikuasai aplikasi buatan luar negeri. Sementara empat aplikasi lain dikuasai oleh aplikasi dalam negeri.
Menurut Ali, momentum di mana para milenial yang notabene Digital Natives yang lebih memilih aplikasi E-commerce buatan Indonesia harus menjadi pemain utama tidak hanya menjadi pasar.
"Apalagi berbagai Outlook ekonomi menyebutkan bahwa potensi transaksi e-commerce di Indonesia sangat besar," kata dia.
Baca juga:
EV Growth Kucurkan Investasi Seri A Rp 205 Miliar ke Waresix
Menkominfo: Pengembangan Startup Umrah Digital Tak Akan Ganggu Bisnis Travel Biro
Berhadiah Ratusan Juta Rupiah, Visa Tantang Startup Beri Solusi Perdagangan
Baran Energy Bakal Luncurkan Teknologi Pakai Listrik Hanya Rp1
4 Rahasia Membangun Startup Sukses
Menko Luhut Minta Grab Buka Kantor Pusat di Jakarta