Rupiah melemah Rp 100, beban subsidi BBM tambah Rp 3,5 triliun
Jika dolar menguat, kebutuhan anggaran untuk impor minyak semakin besar.
Pelemahan nilai tukar rupiah benar-benar mengkhawatirkan. Tidak hanya berdampak pada kinerja pasar modal, terpuruknya rupiah juga berimbas ke pengelolaan anggaran negara.
Khususnya dari pos subsidi bahan bakar minyak (BBM). Sejauh ini, Indonesia masih mengandalkan impor minyak dari negara lain. Jika dolar menguat, kebutuhan anggaran untuk impor minyak semakin besar.
-
Kapan subsidi BBM mulai diterapkan di Indonesia? Akan tetapi sejak tahun 1974-1975 keadaan berubah dari memperoleh LBM menjadi mengeluarkan subsidi BBM," demikian penjelasan dalam buku terbitan Biro Humas dan HLN Pertamina.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Kenapa pemerintah mau mengalihkan anggaran subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Apa yang ingin dicapai dengan mengalihkan subsidi BBM? Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya," tegasnya di Jakarta, Senin (5/8)."Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan," kata Rachmat.
-
Bagaimana cara pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM? Implementasinya menunggu revisi Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak rampung.
-
Kenapa subsidi BBM dimulai di era Soeharto? Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
Pengamat Minyak dan Gas dari Reformainer Institute Khomaidi Notonegoro mengatakan, setiap Rupiah melemah Rp 100, terjadi penambahan alokasi anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sekitar Rp 3,5 triliun.
"Kalau asumsinya Rp 9.300 menjadi Rp 9.600 terus jadi Rp 300 melemahnya, nah itu tinggal dikalikan Rp 3,5 triliun tambahan subsidi BBM-nya saja," ujar Khomaidi usai diskusi di UIN Syarif Hidayatullah, Rabu (12/6).
Senada dengan Khomaidi, BPH Migas juga menyatakan hal yang sama. Melemahnya rupiah sangat berpengaruh terhadap industri Migas.
"Pasti, asumsi makro termasuk nilai. Kalau nilai berubah tentu berubah termasuk subsidi pemerintah," ujar Komisioner BPH Migas Ibrahim Hasyim.
Seperti diketahui, beberapa hari terakhir, kinerja rupiah kian merosot. Bahkan, rupiah mendekati level Rp 10.000 per USD. Dewan gubernur Bank Indonesia semalam menggelar rapat mendadak. Salah satu keputusannya adalah mengeluarkan kebijakan moneter baru selain intervensi di pasar valas.
(mdk/noe)