Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp 14.091 per USD
Mengutip data Bloomberg, Rupiah langsung melemah usai pembukaan. Tercatat, saat ini Rupiah beradsa di Rp 14.091 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Selasa (29/1). Pagi tadi, Rupiah sempat dibuka menguat di level Rp 14.070 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.071 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah langsung melemah usai pembukaan. Tercatat, saat ini Rupiah beradsa di Rp 14.091 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual memprediksi, nilai tukar Rupiah terhadap USD masih akan terus menguat sepanjang kuartal-I 2019. Rupiah diprediksi bisa berada di bawah Rp 14.000 per USD.
"Kuartal-I dukungan untuk emerging market masih positif kisaran Rp 14.000 sementara ini. Ada kemungkinan di bawah Rp 14.000," ujar David di Kantor ISEI, Jakarta, Senin (28/1).
Penguatan Rupiah terjadi ditengarai oleh keputusan Amerika Serikat menutup dan membuka kembali pemerintahan. Selain itu, rencana The Fed menaikkan suku bunga hanya dua kali tahun ini memberi sentimen baik untuk negara berkembang.
"Di dukung juga beberapa berita positif shutdown AS 34 hari berakhir, Demokrat itu disetujui oleh pemerintah. Selain itu juga masih sekitar rencana Fed menaikkan suku bunga lebih lambat dari tahun lalu empat kali menjadi dua kali ini menjadi sentimen yang membuat Rupiah menjadi bagus," jelasnya.
Meski demikian, David mengatakan, pengusaha sebenarnya membutuhkan nilai tukar yang stabil. Oleh karena itu, pemerintah harus berupaya menjaga nilai tukar tetap pada level tertentu dan tidak bergerak cepat baik menguat atau melemah.
"Rupiah yang penting bukan menguat atau melemah, tapi stabil. Meningkat atau melemah drastis dalam waktu singkat, drastis, tidak baik untuk sektor riil. Mungkin untuk financial menarik ya," jelas David.
Fluktuasi nilai tukar secara drastis, kata David, bisa mengganggu kepercayaan sektor riil dalam melakukan transaksi dan investasi. "Sebaiknya penguatan terjadi bertahap," jelasnya.
Baca juga:
2019, Indef Prediksi Pertumbuhan Ekspor Indonesia Hanya 6 Persen
Rupiah Diprediksi Menguat Tinggalkan Level Rp 14.000 per USD, Ini Pemicunya
Kebijakan Trump Akhiri Penutupan Pemerintahan Turut Sumbang Penguatan Rupiah
Rupiah Tengah Menguat, Bank Indonesia Sebut 4 Faktor ini Jadi Pendorongnya
Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp 14.202 per USD
Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik Kedua di Dunia