Nilai Tukar Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Level Rp16.300 per USD, Jokowi: Ketidakpastian Hantui Semua Negara
Jokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih percaya ada celah yang bakal bikin kurs Rupiah menguat. Jokowi menilai, pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS tak hanya dirasakan Indonesia saja.
Nilai Tukar Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Level Rp16.300 per USD, Jokowi: Ketidakpastian Hantui Semua Negara
Nilai Tukar Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Level Rp16.300 per USD, Jokowi: Ketidakpastian Hantui Semua Negara
Nilai tukar atau kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian mendekati level Rp16.300 per USD. Pada perdagangan Senin (10/6), Rupiah ditutup di posisi Rp16.283 per USD.
Menanggapi itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih percaya ada celah yang bakal bikin kurs Rupiah menguat. Jokowi menilai, pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS tak hanya dirasakan Indonesia saja.
"Semua negara sekarang ini mengalami hal yang sama, mengalami hal yang sama, tertekan oleh yang namanya dolar, kursnya. Ketidakpastian global sekarang ini memang menghantui semua negara," ujar Jokowi selepas menghadiri HUT HIPMI Ke-52 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/6).
"Tapi menurut saya, kalau masih di angka Rp16.200 - Rp16.300 masih bisa disiasati," kata Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000. Dia mengatakan kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
"Kemarin kita agak ngeri juga waktu kurs rupiah ke dolar melompat di atas Rp16.000, Rp16.200. Kita mulai ketar ketir karena negara lain melompat," ungkap Jokowi beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan bahwa kenaikan kurs akan berdampak pada harga barang, khususnya produk impor. Jokowi menyebut kurs dolar yang tinggi akan membuat harga barang menjadi naik.
"Begitu kuat dolar, hati-hati ada harga yang naik. Tapi kalau kuat Rupiah, harga yang impor jadi jauh lebih murah. Ini yang ditakuti negara-negara, semua negara, kurs," jelas Jokowi.
Selain itu, dia juga mewanti-wanti soal perang yang masih terjadi di Palestina. Sebab, hal ini akan berdampak terhadap kenaikan harga minyak yang berimbas pada lonjakan harga barang-barang.
"Perang yang jauh dari kita bisa berpengaruh ke Indonesia. Kalau harga minyak karena produksi Iran turun, artinya semua barang-barang akan ikut naik," ujarnya.
Jokowi menyampaikan perang yang terjadi antar negara tak bisa dianggap remeh karena akan berpengaruh terhadap Indonesia. Dia mencontohkan perang di Ukraina yang membuat harga barang di Indonesia mengalami lonjakan.