S-Invest resmi diluncurkan, mudahkan masyarakat miliki reksa dana
Nurhaida menilai S-Invest merupakan sistem yang paling maju saat ini di ASEAN bahkan Asia.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hari ini meluncurkan sistem pengelolaan informasi terpadu (S-Invest). S-Invest diharapkan mampu membuat industri reksa dana lebih transparan dan efisien.
Kepala Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida, menilai S-Invest merupakan sistem yang paling maju saat ini di ASEAN bahkan Asia. S-Invest nantinya akan menyimpan informasi kepemilikan investasi berdasarkan single investor identification (SID), aktivitas transaksi subscription dan redemption, dan dana yang berada di Bank Kustodian.
"Dalam pengembangannya kita tidak semuanya mencontoh dari Korea, ada fitur-fitur yang kita kembangkan sendiri yang di Korea belum tentu ada seperti investor reksa dana diberikan nomor Single Investor Identification (SID). Di kita sudah ada sedangkan negara ASEAN bahkan Asia belum," tuturnya kata Nurhaida di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/8).
Menurutnya, realisasi sistem S-Invest akan banyak manfaatnya dan dapat mengurangi resiko investasi. "Banyak sekali penyederhanaan. Katakanlah kalau dulu saling silang seperti mi bakso. Jadi dengan ini akan berdampak pada sistem yang terintegrasi pada reksa dana tersebut. Ini jauh lebih sederhana dan lebih tertata rapi sehingga memudahkan transaksi reksa dana," ungkapnya.
Nurhaida mengungkapkan pengembangan sistem ini sudah berlangsung selama dua tahun. Maka dari itu, penerapannya pada tahun ini dirasa tepat karena bertepatan dengan pelaksanaan Tax Amnesty atau pengampunan pajak.
"Dengan adanya S-Invest ini produknya bisa lebih mudah dipantau," tutupnya.
Baca juga:
Mandiri Investasi yakin raup USD 20 juta dari reksadana syariah
Tidak sampai 1 persen pekerja Indonesia yang berinvestasi
Kini menabung tak menjamin bisa bikin kaya
Tak digaji tetap bisa jadi alasan artis berinvestasi
Uang cash bakal habis, sudah waktunya paksakan berinvestasi
5 Investasi menguntungkan harus Anda miliki sebelum berumur 30
Modal Rp 100.000, mahasiswa didorong berburu saham dan reksadana
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Apa saja yang dilakukan OJK untuk memastikan kinerja sektor jasa keuangan tetap baik? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan. Hal itu disampaikan langsung Ketua Dewan Mahendra Siregar.Kata dia, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Bagaimana OJK menerapkan komitmen antikorupsi di industri jasa keuangan? Komitmen antikorupsi OJK tersebut kata Mahendra, diturunkan juga kepada industri jasa keuangan dengan memastikan ketentuan yang diterbitkan OJK mampu menciptakan tata kelola yang efektif di industri jasa keuangan sehingga bisa meminimalkan kemungkinan korupsi.
-
Mengapa OJK meminta agar Industri Jasa Keuangan memperkuat governansi? “Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,” kata Sophia.