Segini Harta Kekayaan Sukanto Tanoto, Konglomerat Indonesia yang Beli Hotel Mewah di China
Hotel mewah itu memiliki 193 kamar di distrik tepi laut Bund yang bersejarah di Shanghai.
Sukanto membeli hotel tersebut melalui perusahaannya yang bernama Pacific Eagle.
Segini Harta Kekayaan Sukanto Tanoto, Konglomerat Indonesia yang Beli Hotel Mewah di China
Segini Harta Kekayaan Sukanto Tanoto, Konglomerat Indonesia yang Beli Hotel Mewah di China
- Hadiahkan Saham untuk Cucunya, Ini Sosok Hermanto Tanoko Orang Terkaya Nomor 2 di Indonesia
- Mengulik Sejarah Hotel Bersejarah di Semarang yang Kini Kondisinya Terbengkalai, Dulu Jadi Tempat Singgah Para Tamu Negara
- Hotel-hotel Mewah di Kota ini Cuma Setahun Sekali Diisi, Pemiliknya Tajir Melintir Tinggal di Lereng Gunung Fokus Ibadah
- Masa Kecil Sering Dipukul Ibu, Kini Jadi Konglomerat Indonesia dan Beli Hotel di China
Nama Sukanto Tanoto ramai dibahas di media masa usai membeli Wanda Reign on the Bund, sebuah hotel mewah yang berada di China.
Dalam laman Forbes, Sukanto membeli hotel tersebut melalui perusahaannya yang bernama Pacific Eagle. Meski tidak disampaikan dengan detil perihal nilai transaksi dari pembelian hotel tersebut, namun Pacific Eagle ditaksir merogoh bujet sekitar USD240 juta atau setara Rp3,7 triliun.
Hotel mewah itu memiliki 193 kamar di distrik tepi laut Bund yang bersejarah di Shanghai. Hotel ini terkenal dengan bangunan art deco bergaya barat yang dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Dibuka pada bulan Juni 2016, Wanda dilaporkan menghabiskan 3,4 miliar yuan untuk membangun hotel bintang tujuh, menjadikannya hotel termahal yang dibangun di China.
Transaksi fantastis itu menyiratkan bahwa betapa kaya-nya Sukanto. Pria dengan nama asli Tan Kang Hoo itu merupakan pemilik Royal Golden Eagle, sebuah grup yang bergerak di bidang pulp dan kertas, minyak sawit, dan energi.
Awal bisnisnya dimulai ketika Sukanto membuka toko pemasok suku cadang sederhana yang dikenal sebagai Toko Motor.
Dia juga mendirikan Tanoto Foundation, sebuah organisasi filantropi yang di dalamnya terdapat orang terkaya di dunia seperti Ray Dalio, Li Ka-shing, dan keluarga Widjaja di Indonesia.
Tanoto merambah ke bisnis kertas tisu pada tahun 2023, dengan mengakuisisi OL Papeis dari Brazil dan saham di Vinda dari China.
Saat ini, harta kekayaan Sukanto mencapai USD3,3 miliar atau setara dengan Rp51 triliun. Dengan kekayaan itu, dia berada di peringkat 947 orang terkaya di dunia.
Pria kelahiran Belawan, Sumatera Utara itu memiliki nama asli Tan Kang Hoo. Dia memiliki gurita bisnis di berbagai bidang, salah satunya perkebunan sawit yang digerakan melalui PT Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura. Dia bahkan mendapat julukan "Si Raja Sawit".
Sukanto menamatkan pendidikan SD di Belawan pada tahun 1960 dan melanjutkan jenjang SMP di Medan pada tahun 1963. Diusia 12 tahun Sukanto sangat gemar membaca buku.
Di beberapa kesempatan wawancara, Sukanto pernah bercerita bahwa masa kecilnya kerap dipukul oleh sang ibu. Hal ini disebabkan Sukanto sering keluyuran ke tepi laut hingga membuat sang ibu khawatir.
Ketangguhannya menghadapi kehidupan, sudah teruji ketika cita-citanya menjadi dokter tidak terwujud. Dia harus memupus harapannya ketika sang ayah meninggal. Sukanto pun menggantikan peran ayah menjadi tulang punggung keluarga. Dia meneruskan kegiatan sang ayah yaitu berjualan minyak, bensin, dan peralatan mobil.