Sejarah Lahirnya Olympic Furniture yang Tak Lekang Oleh Waktu
Produk khas Olympic saat itu adalah meja belajar. Jauh sebelum penggunaan teknologi dan digital secara masif digunakan, meja belajar Olympic adalah furnitur yang dapat dibanggakan oleh anak di usia sekolah.
Generasi tahun 1990-an mungkin masih ingat dengan jargon ‘Pic Pic Olympic’ yang dibawakan oleh Jaja Mihardja, pada iklan furnitur Olympic. Di era pertengahan 1990, merek Olympic cukup menguasai pasar.
Produk khas Olympic saat itu adalah meja belajar. Jauh sebelum penggunaan teknologi dan digital secara masif digunakan, meja belajar Olympic adalah furnitur yang dapat dibanggakan oleh anak di usia sekolah.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa yang bisa dilakukan untuk menjadi orang sukses? Orang yang sukses cenderung berpandangan positif terhadap segala hal.
-
Apa kunci sukses dalam hidup? Kamu adalah kesuksesan sejati jika kamu dapat mempercayai diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menjadi diri sendiri.
-
Apa yang dikatakan oleh kata-kata motivasi bisnis tentang keberhasilan? Kesuksesan datang dari rasa ingin tahu, konsentrasi, ketekunan, dan kritik diri.
Produk-produk furnitur Olympic menjadi favorit di masa itu karena bobotnya yang ringan. Hal ini merupakan respons dari Au Bintoro sebagai pendiri Olympic.
Au merasa, konsumen dibebankan biaya cukup besar untuk pengiriman sebuah furnitur. Belum lagi, ukuran furnitur dan bobot yang besar memaksa mobil yang digunakan juga harus besar.
Au kemudian memutar otak agar saat pengiriman barang tidak melibatkan banyak orang karena bobot furnitur yang ringan. Kemudian, ia pun memiliki ide untuk membuat sebuah meja yang dapat dibongkarpasang. Dengan ide ini, dia berharap pengangkutan meja jadi lebih mudah dan murah.
Awal mulanya, dia menemukan masalah yaitu penggunaan kayu yang berat bobotnya menyebabkan kesulitan membuat pasak-pasak yang cukup kuat untuk merekatkan bagian-bagian meja. Au kemudian mengakali berat furnitur dengan mengganti bahan baku.
Dia mencoba-coba membuat meja dari bahan baku box speaker yang dimiliki. Hasil percobaan itu direspons positif oleh pembeli. Namun, Au belum percaya diri untuk memproduksi meja atau furnitur dengan baham ringan, dalam jumlah yang banyak.
Hingga satu hari, pelanggan memesan meja kepada Au dalam jumlah besar. Au menyanggupi pesanan tersebut dengan bekerja 24 jam tanpa henti. Sayangnya, pemesanan oleh konsumen dibatalkan sepihak.
Au pun menjajakan meja-meja yang tak terjual, di toko-toko furnitur. Hasilnya, meja produksi Au laku keras.
Melihat potensi itu, Au pun beralih dari memproduksi box speaker menjadi produksi furnitur. Di tahun 1986, dia meresmikan PT Cahaya Sakti Multi Intraco yang khusus memproduksi meja.
Sementara nama Olympic Furniture dijadikan sebagai merek karena dia terinspirasi dari pelaksanaan olimpiade musim panas 1984 yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat.
Meskipun dihantam kendala ekonomi dan krisis, Olympic Furniture hingga saat ini masih dapat Anda temukan di toko-toko furnitur. Atau dapat dipesan secara online.
(mdk/idr)