Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Aman di Tengah Gempuran Gejolak Penutupan Bank Global
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar menilai, stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih terjaga di tengah bergejolaknya sistem perbankan Global.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar menilai, stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih terjaga di tengah bergejolaknya sistem perbankan Global.
"RDK bulanan Otoritas Jasa Keuangan 29 Maret 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan atau LJK meningkat dan permodalan serta likuiditas dilevel yang memadai. Kondisi tersebut menjadi modalitas penting dalam menghadapi dinamika global," kata Mahendra dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Maret 2023, Senin (3/4).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Mengapa OJK meminta agar Industri Jasa Keuangan memperkuat governansi? “Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,” kata Sophia.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Pada bulan maret 2023 laju pengetatan kebijakan moneter yang cepat mulai menekan stabilitas sistem keuangan global lantaran terjadi gejolak terhadap sistem perbankan Global akibat penutupan beberapa bank di Eropa dan Amerika Serikat.
"Otoritas negara-negara itu telah bertindak cepat untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga mencegah merambatnya penularan risiko," ujarnya.
Di sisi lain kinerja perekonomian Global di 2023 secara umum masih tangguh (resilience), yang ditunjukkan oleh pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang masih Solid dan tekanan inflasi mereda, meskipun masih berada di tingkat yang tinggi seiring meredanya tekanan pada rantai pasok global.
Sementara itu, pembukaan kembali atau re-opening perekonomian Tiongkok berlanjut dengan kegiatan perekonomian masyarakat dan industri di Tiongkok terus membaik. "Namun demikian pengetatan kebijakan moneter Global dinilai akan terus berlanjut seiring tingkat inflasi di sisi permintaan yang masih tinggi," ujarnya.
Kendati demikian, di tengah dinamika perekonomian global tersebut, indikator perekonomian domestik kembali mencatatkan pertumbuhan solid. Neraca dagang melanjutkan surplus di Februari 2023 atau pun Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur juga terus berada di zona ekspansi yang berlangsung dalam waktu 18 bulan terakhir.
Di samping itu, optimisme dan konsumsi masyarakat mencatatkan penurunan tipis yang terkonfirmasi dari penurunan indeks keyakinan konsumen dan indeks penjualan ritel yang memang lazim terjadi pasca hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Terlibat Kasus Wanaartha Life, Izin Sejumlah Akuntan Publik Dicabut
Ultimatum Ketua OJK untuk Kresna Life Hingga AJB Bumiputera
Meski Pandemi Berakhir, Sektor Keuangan Masih Hadapi Sejumlah Tantangan
OJK Pede Industri Jasa Keuangan Bakal Tumbuh Positif Tahun Ini
Tips Menghindari Kejahatan Transaksi Keuangan Digital
Menkop Teten Sebut OJK Awasi Koperasi Mulai 2025