September 2018, laba Kimia Farma tumbuh 17,35 persen
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) meraih laba Rp 225,28 miliar atau Rp 40,56 per saham hingga September 2018. Angka itu tumbuh 17,35 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 191,96 miliar atau Rp 34,56 per saham.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) meraih laba Rp 225,28 miliar atau Rp 40,56 per saham hingga September 2018. Angka itu tumbuh 17,35 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 191,96 miliar atau Rp 34,56 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan September 2018 yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi tersebut tercatat sebesar Rp 5,3 triliun pada kuartal III tahun ini. Perolehan tersebut meningkat 23,37 persen dari Rp 4,3 triliun pada Januari-September 2017.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
Adapun sebesar Rp 5,1 triliun atau 96,12 persen berasal dari penjualan lokal. Kemudian sekitar Rp 205,84 miliar atau setara dengan 3,87 persen dikontribusikan oleh penjualan luar negeri.
Selain itu, beban pokok penjualan KAEF naik 20,61 persen dari Rp 2,78 triliun pada Januari-September 2017 menjadi Rp 3,36 triliun pada Januari-September 2018. Sementara itu, laba kotor Perseroan tumbuh 28,45 persen menjadi Rp 1,94 triliun ketimbang Rp 1,51 triliun pada Januari-September 2017.
Direktur Keuangan KAEF Suharta sebelumnya mengungkapkan, Perseroan tengah mengembangkan Aplikasi Seven Solutions untuk mengintegrasikan apotek, laboratorium, klinik, rumah sakit, dan BPJS di seluruh Indonesia sehingga konsumen sebagai user secara otomatis menjadi member di dalam aplikasi.
Suharta menjelaskan, dengan data health record, data pasien akan terekam dalam database yang berisi riwayat kesehatan, konsumsi obat dan lainnya yang bisa diakses dengan mudah untuk kebutuhan pemeriksaan kesehatan pasien.
"Aplikasi ini akan memberikan customer experience kepada konsumen dengan fitur smart stock, omni channel, customer loyalty, big data, integrasi klinik, program rujuk balik, dan homecare," paparnya.
Sebagai informasi saja, perusahaan pelat merah itu membukukan laba setelah dikurangi beban usaha sebesar Rp 483,29 miliar. Ini meningkat 45,3 persen dari Rp 332,6 miliar pada Januari-September 2018. Pada kuartal ketiga tahun ini, aset Perseroan mencapai Rp 8,626 triliun.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
KPK panggil Sekretaris Menteri BUMN terkait korupsi
Korupsi Jasindo, KPK periksa Sesmen BUMN
Menteri BUMN pastikan PLN dalam kondisi sehat
Bank Mandiri gandeng Ditjen Pajak sosialisasikan PPh 0,5 persen ke 11.590 UMKM
208 Rumah kreatif BUMN telah beroperasi di 2018
Bunga pasar modal tinggi, Menteri Rini imbau Pertamina tunda penerbitan global bond