Silicon Valley Bank Bangkrut, Luhut : Kapital Bank Kita Bagus, tapi Jangan Jumawa
Luhut mengatakan, cakupan rasio perbankan Indonesia mencapai 234 persen, sementara rasio di Amerika Serikat 148 persen, kemudian Jepang 135 persen, China 132 persen, dan Eropa 120 persen.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) Amerika Serikat, turut menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perbankan di Indonesia masih lebih baik dibandingkan perbankan Amerika Serikat hinga Eropa.
Luhut bahkan mengatakan, persentase rasio likuiditas perbankan di indonesia bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan sejumlah negara maju.
-
Siapa Paulus Pandjaitan? Paulus putra dari Menko Luhut ini ternyata mengikuti jejak ayahnya yang meniti karier di bidang kemiliteran. Siapa yang tak kenal Luhut Binsar Pandjaitan? Selain menjabat sebagai Menteri Menko Marves, ia juga memiliki karier mentereng di bidang kemiliteran. Anak sulungnya, Paulus Pandjaitan rupanya mengikuti jejak karier sang ayah.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
"Sampai hari ini kita tidak melihat ada tanda-tanda yang punya impact karena kelihatan modal atau kapital dari pada bank-bank kita juga bagus sekali," ujar Luhut di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (14/3).
Luhut mengatakan, cakupan rasio perbankan Indonesia mencapai 234 persen, sementara rasio di Amerika Serikat 148 persen, kemudian Jepang 135 persen, China 132 persen, dan Eropa 120 persen.
Meski berada di kondisi yang lebih baik, Luhut mengatakan agar masyarakat Indonesia tidak jumawa. "Jadi Indonesia masih sangat tinggi sekali, tapi bicara krisis seperti ini kita tentu harus hati-hati, dan saya kira Bank Indonesia juga dengan Kementerian Keuangan, saya kenal Bapak Ibu berdua itu saya kira sangat kredibel," katanya.
Diketahui, Salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, Silicone Valley Bank (SVB) mengalami kebangkrutan usai nasabah menarik dana secara besar-besaran. Dalam istilah perbankan, kondisi ini disebut bank run atau run on the bank.
Merujuk dari berbagai sumber, run on the bank terjadi ketika nasabah menarik dana mereka dari bank karena nasabah meyakini bahwa bank tersebut akan hancur dalam waktu dekat. Sementara dalam sistem perbankan, umumnya, bank hanya menyimpan sebagian kecil dari aset mereka sebagai uang tunai.
Indikasi bank run tidak hanya penarikan dana dalam skala besar-besaran. Ketika nasabah mentransfer dana mereka ke lembaga keuangan lain, juga merupakan salah satu indikasi terjadinya bank run.
Akibat dari penarikan dana skala besar dalam satu bank memungkinkan peningkatan gagal bayar. Kondisi ini dipastikan membuat bank tidak stabil, sehingga kehabisan uang tunai dan menghadapi kebangkrutan mendadak.
Sebagai penanggulangan dari bank run, bank dapat membatasi jumlah dana yang dapat ditarik oleh setiap nasabah, menangguhkan penarikan sama sekali, atau segera memperoleh lebih banyak uang tunai dari bank lain atau dari bank sentral.
SVB merupakan bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan dalam kurun waktu hanya 48 jam. Ini menjadi kejadian yang besar sejak krisis keuangan di tahun 2008.
Perlu diketahui, SVB menyimpan banyak deposit perusahaan startup dan pemberi pinjaman dan kini bank tersebut akhirnya ditutup oleh otoritas berwenang AS pada Jumat (10/3) lalu.
Dilansir CNBC, Senin (13/3), analis pasar di CMC Markets, Tina Teng mengatakan, runtuhnya Silicon Valley Bank tidak mungkin memiliki efek penularan besar di Asia, tetapi satu orang mengatakan itu bisa dilihat sebagai peringatan, terutama untuk ekonomi yang belum menaikkan suku bunga secara agresif.
Dia menjelaskan, China dan Jepang telah melawan tren karena kenaikan suku bunga bank sentral global dengan People’s Bank of China mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah, sementara Bank of Japan mempertahankan suku bunga negatif -0,1 persen.
(mdk/idr)