SKK Migas Gelar ICIOG untuk Keempat Kalinya, Ini 4 Konsep Bakal Diangkat
Peningkatan investasi akan mendorong kegiatan operasional hulu migas yang lebih masif.
Berdasarkan data SKK Migas dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi di sektor hulu migas terus mengalami kenaikan.
SKK Migas Gelar ICIOG untuk Keempat Kalinya, Ini 4 Konsep Bakal Diangkat
SKK Migas Gelar ICIOG untuk Keempat Kalinya, Ini 4 Konsep Bakal Diangkat
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan kembali menggelar The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG). Perhelatan ke-4 yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, akan difokuskan terhadap daya tarik investasi di sektor hulu migas Indonesia.
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan, dalam rangka mencapai target Indonesia Maju di 2045, Indonesia membutuhkan ketersediaan dan keterjangkauan energi.
- Pesawat TNI Jatuh di Pasuruan, Komisi I akan Panggil Panglima TNI Usai Ada Hasil Investgasi
- SKK Migas Kejar Target Investasi Hulu Migas Rp237 Triliun Tahun Ini
- Sektor Hulu Migas Punya Peran untuk Mencapai Indonesia Karbon Netral
- Waspada Penipuan Investasi Berkedok Koperasi, Begini Cara Menghindarinya
"Kebutuhan minyak dan gas hingga 2050 secara prosentase akan turun, tetapi secara volume terus meningkat dan tentu butuh waktu untuk dapat menggantikannya," kata Nanang pada konferensi pers road to ICIOG 2023.
Oleh karena itu, peningkatan produksi migas membutuhkan investasi. Berdasarkan data SKK Migas dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi di sektor hulu migas terus mengalami kenaikan.
Nanang menyebut, target investasi di hulu migas tahun ini mencapai USD15,5 miliar atau lebih tinggi 26 persen dibanding realisasi 2022. Target tersebut juga tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global yang sebesar 6,5 persen.
Setidaknya, hingga 2030, secara rata-rata dibutuhkan investasi sebesar USD 18 miliar per tahun di sektor hulu dan migas.
Di satu sisi, Nanang mengatakan bahwa realisasi investasi dalam 3 tahun terakhir terus meningkat. Hal ini menunjukan iklim investasi hulu migas di Indonesia terus membaik, namun harus terus diperbaiki dan ditingkatkan.
"Karena saat ini Indonesia masih menempati peringkat 9 dari 14 negara di Asia Pasifik dari segi daya tarik investasi karena," tegas Nanang.
Nanang menambahkan, isu-isu yang masih menghambat upaya-upaya untuk meningkatkan daya tarik investasi di sektor hulu migas perlu segera dicarikan solusi.
Peningkatan investasi akan mendorong kegiatan operasional hulu migas yang lebih masif, sehingga kegiatan seperti workover, well service, pemboran eksplorasi dan pemboran eksploitasi akan terus tertambah.
"Saat ini target pemboran sumur pengembangan sebanyak 991 sumur dengan prognosa bisa diselesaikan 919 sumur. Jika investasi terus meningkat, maka suatu saat pemboran sumur pengembangan bisa mencapai diatas 1.000 sumur, sehingga perlu disiapkan juga mengenai perizinan, lahan, lingkungan dan sosial masyarakat lainnya."
Oleh karena itu, Nanang menyampaikan ke depan butuh penguatan iklim investasi yang lebih memberikan kepastian sehingga payung hukum dalam bentuk undang-undang Migas tentu sangat diharapkan.
Mengusung tema "Advancing Energy Security through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development", penyelenggaraan ICIOG 2023 tidak hanya menyoroti isu-isu seputar kegiatan usaha hulu migas.
Konvensi bertaraf internasional ini juga berupaya mencari solusi terkait pelaksanaan kegiatan operasi yang rendah karbon sehingga industri hulu migas bisa turut berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission di Indonesia.
Solusi tersebut diharapkan bisa sejalan dengan upaya meningkatkan produksi migas nasional demi tercapainya target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
Selain itu, peluang-peluang terkait penerapan Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) di Indonesia turut dijajaki.
Melalui ICIOG 2023, para pemangku kepentingan dan pelaku usaha di industri hulu migas diharapkan bisa mengoptimalkan peluang dari tren yang tengah berkembang di tingkat global.
"Kondisi perekonomian dunia, trilema energi, tren investasi, serta peran gas sebagai energi transisi bisa menjadi momentum bagi industri hulu migas Indonesia untuk meningkatkan produksi, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Kemal.
Menurut Kemal, ICIOG 2023 menargetkan kehadiran 1.500 peserta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Acara ini juga akan diikuti peserta dari lembaga negara/pemerintah, para ahli, institusi keuangan, penyedia jasa, investor, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).