Soal Sri Mulyani Pencetak Utang, Jokowi Sindir Prabowo Tidak Mengerti Ekonomi Makro
Jokowi menilai Sri Mulyani adalah sosok yang terbaik dan terbukti dari penghargaan yang dia terima sebagai menteri terbaik se-Asia Pasific.
Presiden Joko Widodo menjawab pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani pencetak utang. Jokowi pun menyindir Prabowo tidak mengerti ekonomi makro.
"Kalau ada kita yang menyampaikan itu, ya mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro," kata Jokowi sambil tertawa usai menghadiri Pertemuan dengan tenaga pegawai harian lepas (THPL) di Gor Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2).
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam rapat terbatas Jokowi dengan Sri Mulyani? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2). Rapat itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
-
Kapan pertemuan Jokowi dengan Sri Mulyani berlangsung? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Dia menilai Sri Mulyani adalah sosok yang terbaik dan terbukti dari penghargaan yang dia terima sebagai menteri terbaik se-Asia Pasific.
"Masuk sebagai terbaik di dunia. Masuk sebagai penghargaan dan internasional. Semua orang menghargai kok, semua orang hormat kepada Bu Sri Mulyani," kata Jokowi.
Sebelumnya Sri Mulyani membalas sindiran tersebut dengan sebuah puisi yang diberi judul 'Kala Kamu Menuduh Aku Menteri Pencetak Utang'. Puisi tersebut, sebagian besar menjelaskan program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk pembangunan Indonesia. Tidak hanya pembangunan, dia juga menjelaskan upaya penurunan kemiskinan.
Melalui akun instagramnya, pada Jumat (1/2), Sri Mulyani membalas sindiran tersebut dengan sebuah puisi yang diberi judul 'Kala Kamu Menuduh Aku Menteri Pencetak Utang'. Puisi tersebut, sebagian besar menjelaskan program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk pembangunan Indonesia. Tidak hanya pembangunan, dia juga menjelaskan upaya penurunan kemiskinan.
Hingga pukul 19.54 WIB, postingan Sri Mulyani mendapat komentar sebanyak 1.642 respon beragam. Tidak hanya itu, postingan tersebut juga mendapat tanda suka sebanyak 34.146. Merdeka.com mencoba mengutip kembali puisi tersebut. Berikut ini isi lengkapnya:
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami menyelesaikan ribuan kilometer jalan raya, toll, jembatan untuk rakyat. Untuk kesejahteraan kami menyelesaikan puluhan embung dan air bersih, bagi jutaan saudara kita yang kekeringan. Puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh.
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja menyediakan subsidi jutaan sambungan listrik untuk rakyat untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok kami terus bekerja meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin, menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin, menyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar.
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja siang malam menyediakan jaminan, agar 96,8 juta rakyat terlindungi dan tetap sehat. Merawat ratusan ribu sekolah dan madrasah, agar mampu memberi bekal ilmu dan taqwa, bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannya Kami tak pernah berhenti, agar 472.000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan.
20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa. Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian, 170.400 hektar sawah beririgasi untuk petani jutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murah jutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiket jutaan keluarga menikmati bahan bakar murah, jutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri.
Terus, kami terus bekerja, agar 74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan. 8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat lebih baik. Triliunan rupiah tersedia membantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya. Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamu agar engkau Tidak LUPA, karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA.
Aku tak ingin engkau lupa itu, sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita.
Aku perempuan yang memenuhi panggilan Ibu Pertiwi.
Aku perempuan,
Aku tidak surut demi kecintaanku kepada negeri,
Untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia,
Aku dan tujuh puluh enam ribu jajaran Kemenkeu, adalah KAMI.
KAMI TIDAK PERNAH LELAH MENCINTAI DAN MEMBANGUN INDONESIA.
Bagaimana engkau?
#KemenkeuProfesional
Baca juga:
Sri Mulyani Bikin Puisi Soal Pencetak Utang, BPN Sebut 'Tunggu Puisi Pak Prabowo'
Ekonom: Sebutan Menteri Pencetak Utang Singgung Menkeu Sejak Era Soekarno
Soal Menteri Pencetak Utang, Sri Mulyani Balas Prabowo Lewat Puisi
Beda dengan Prabowo, Sri Mulyani sebut RI Perlu Menteri Perempuan
Sri Mulyani Optimistis Investasi Tumbuh Lebih Tinggi di 2019
Menkeu dan Menko Kemaritiman Hadiri DBS Asian Insights Conference 2018