Sri Mulyani: Asumsi Suku Bunga SUN Ditentukan Mekanisme Pasar
Sri Mulyani menyampaikan, asumsi tingkat suku bunga SUN 10 tahun pada tahun 2022 mencerminkan kebutuhan pembiayaan APBN serta risiko ketidakpastian pasar keuangan global yang diperkirakan masih akan berlangsung.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, penetapan suka bunga atau yield surat utang negara (SUN) 10 tahun di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 ditentukan oleh mekanisme pasar. Seperti diketahui, yield SBN 10 tahun di dalam RAPBN diasumsikan mencapai sebesar 6,32 - 7,27 persen.
"Terkait asumsi suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun dapat kami sampaikan sebagai berikut. Tingkat suku bunga atau yield ditentukan oleh mekanisme pasar," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, di Jakarta, Senin (31/5).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Sri Mulyani menyampaikan, asumsi tingkat suku bunga SUN 10 tahun pada tahun 2022 mencerminkan kebutuhan pembiayaan APBN serta risiko ketidakpastian pasar keuangan global yang diperkirakan masih akan berlangsung.
Di mana salah satu risiko yang harus diwaspadai terhadap tingkat imbal hasil SUN adalah perubahan kebijakan moneter negara maju, khususnya Amerika Serikat yang didorong oleh pemulihan ekonomi yang cepat serta stimulus fiskal yang besar.
"Kita pernah belajar dari fenomena terdahulu seperti taper tantrum di tahun 2013, di mana ekspektasi normalisasi kebijakan moneter AS dapat mendorong pembalikan arus modal dari negara berkembang," sebutnya.
Sinergi dengan Otoritas Moneter
Oleh karena itu, Pemerintah akan terus bersinergi dengan otoritas moneter dan jasa keuangan dalam melakukan pemantauan dan mengambil langkah-langkah kebijakan secara antisipatif dan terkoordinasi. Salah satu langkah sinergi dengan otoritas lain seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan adalah terkait dengan pendalaman dan pengembangan pasar keuangan.
Pemerintah sepakat bahwa pasar keuangan domestik yang dalam, aktif, dan likuid sangat diperlukan dalam meningkatkan stabilitas pasar yang pada gilirannya akan menurunkan yield SUN. Pasar keuangan yang dalam, aktif, dan likuid, akan menjadi sumber pembiayaan yang stabil, efisien, dan berkesinambungan.
"Hal ini akan meminimalkan dampak risiko volatilitas aliran modal investor asing terhadap yield SUN," jelasnya.
(mdk/idr)