Sri Mulyani Optimis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,3 Persen di 2019, Ini Pemicunya
Kondisi ekonomi global tak kalah penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan. Dia pun berharap perang dagang antara China dan Amerika Serikat tidak menegang kembali seperti yang terjadi di 2018.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 akan mencapai target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,3 persen. Meskipun pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi tercatat hanya 5,07 persen.
"InsyaAllah kita usahakan, terutama apabila confidence dari investasi dan konsumsi bisa kita jaga, saya rasa itu cukup jaga di semester kedua," ujar Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Jakarta, Rabu (8/5).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mencari kebijakan yang strategis agar pertumbuhan investasi meningkat dan konsumsi masyarakat tetap terjaga. Ke depan, pemerintah akan menggenjot belanja termasuk belanja sosial bagi masyarakat kurang mampu.
"Kalau dilihat dari komponen pertumbuhan ekonomi, kuartal-I kita lihat dari sisi konsumsi, investasi mestinya bisa lebih tinggi lagi. Mungkin dalam hal ini yang dilakukan pemerintah untuk genjot terutama dari sisi belanja sosial yang sudah meningkat cukup bagus itu menolong untuk terutama rumah tangga kelompok bawah," jelasnya.
Sri Mulyani juga berharap musim Ramadan dan Lebaran mampu mendongkrak konsumsi. "Tapi untuk kelompok menengah kita berharap masih bisa meningkat pada kuartal kedua dengan adanya Ramadan dan hari raya," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, kondisi ekonomi global tak kalah penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan. Dia pun berharap perang dagang antara China dan Amerika Serikat tidak menegang kembali seperti yang terjadi di 2018.
"Untuk semester kedua, kita berharap kondisi ekonomi global tetap kondusif meski terjadi pelemahan, namun pada saat bersamaan, reaksi terhadap statement Trump mengenai trade war akan sangat mempengaruhi sentimen," tandasnya.
Baca juga:
Jurus Menperin Airlangga Genjot Pertumbuhan Ekonomi dari Sektor Industri
Rupiah Masih Betah di Level Rp14.300 per USD
BPS: Masyarakat Rasakan Perbaikan Ekonomi, Namun Optimismenya Lebih Rendah
Kuartal I-2019, Pertumbuhan Ekonomi di Maluku dan Papua Masih Lesu
Konsumsi Rumah Tangga Capai 5,01 di Kuartal I-2019
BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2019 Capai 5,07 Persen