Sri Mulyani: OTT Perlu Untuk Beri Efek Jera
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan operasi tangkap tangan (OTT) perlu dilakukan untuk memberi shock therapy atau efek jera kepada oknum yang menyalahgunakan keuangan negara. OTT dilakukan jika sudah diperingatkan melalui evaluasi tetapi masih melakukan kesalahan yang sama bahkan lebih parah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan operasi tangkap tangan (OTT) perlu dilakukan untuk memberi shock therapy atau efek jera kepada oknum yang menyalahgunakan keuangan negara. OTT dilakukan jika sudah diperingatkan melalui evaluasi tetapi masih melakukan kesalahan yang sama bahkan lebih parah.
"Shock therapy itu penting juga sih karena saya merasa sebagai menteri saya juga suka kadang-kadang anggap nggak papa, kalau sudah keterlaluan, sudah dikasih tahu melalui evaluasi, itu penyakitnya kambuh terus, sekali-kali dilakukan shock therapy melalui OTT," ujar Sri Mulyani di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan Mutiara Baswedan menyelesaikan pendidikannya? Tahun 2020 lalu, Mutiara pun akhirnya lulus dan diwisuda. Meskipun saat itu wisuda dilakukan secara daring, hal ini tak membuat kebahagiaan keluarga ini berkurang. Dalam potret ini, Anies pun tampak bangga dan mencium pipi putrinya yang akhirnya menyelesaikan pendidikannya.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
Menurutnya, pemerintah sebenarnya sudah memperkuat pengawasan kementerian/lembaga melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). APIP ini terdiri dari Inspektur Jenderal (Irjen) dan Sekretariat Jenderal (Sekjen).
"Kalau di Kemenkeu saya memperlakukan mereka seperti dua anak sulung saya, yang sama-sama penting, saya minta mereka saling melakukan cek and balance terhadap keseluruhan dirjen. Kalau kita tidak memandang penting peranan irjen, maka institusi itu sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia adalah institusi yang lemah dan bahkan mungkin bobrok," katanya.
Sri Mulyani menambahkan, perlakuan suatu organisasi terhadap APIP menggambarkan kualitas organisasi tersebut. Organisasi yang memperlakukan APIP dengan baik berarti memiliki komitmen dan integritas tinggi terhadap pengelolaan keuangan dan pengelolaan organisasi yang baik.
"Jadi bagaimana organisasi memperlakukan APIP, menggambarkan organisasi ini organisasi yang sehat, yang punya komitmen terhadap integritas yang menciptakan akuntabilitas dan tata kelola yang baik atau tidak, itu sangat terlihat bagaimana mereka memperlakukan institusi dan aparat pengendali internalnya," tandasnya.
Baca juga:
Wapres JK Sebut Kebocoran Diketahui karena Banyaknya Pengawasan di RI
Sri Mulyani: Ada Orang Ibadahnya Bagus, Tapi Lihat Uang Lupa Semuanya
Sri Mulyani di Depan Pemda: Saya Benci Kalau Anggaran Dikorupsi
Wabup Bengkalis Kembali Mangkir dari Sidang Korupsi PDAM
Dikawal Polisi, KPK Geledah Ruang Kakanwil Kemenag Jatim
Eks Hakim Agung Artidjo Alkostar Sebut Komitmen Antikorupsi Dua Capres Kurang Gereget