Sri Mulyani Sebut Menko Luhut Paling Semangat Simbara Diperluas ke Banyak Komoditas
Menko Luhut paling semangat dengan perluasan Simbara ke berbagai komoditas lainnya seperti Nikel dan Timah.
Pemerintah resmi memperluas implementasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga atau SIMBARA dengan menambah dua komoditas yakni nikel dan timah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap, ke depan implementasi Simbara bisa diperluas ke komoditas lainnya, seperti tembaga, emas, hingga CPO.
Sri Mulyani menyebut implementasi Simbara sangat disambut baik oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang bersedia untuk bekerjasama, terutama dalam hal ini Pak Menko, Pak Luhut, yang sangat berapi-api dan sangat bersemangat sejak awal waktu dia mendapatkan briefing mengenai dibangunnya Sistem Informasi Mineral batu Bara," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Senin (22/7).
Dengan perluasan implementasi Simbara ini merupakan sebuah ikhtiar untuk mengelola bumi, air, dan segala sesuatu yang ada di Indonesia untuk dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam tidak mungkin dilakukan oleh satu kementerian. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi menjadi kebutuhan dan sekaligus keharusan.
Dalam hal ini, sinergi untuk sumber daya alam dilakukan dengan mempertimbangkan lima komponen utama atau pilar utama, yaitu dokumen yang disampaikan dari mulai RKAB, sampai kepada seluruh proses penambangan, hingga proses ekspornya.
Pilar kedua, pergerakan uang, pengangkutan, sumber daya manusia dan barangnya dengan menciptakan proses bisnis yang tidak ruwet, melainkan semakin memudahkan.
"Masing-masing KL tidak membuat aturan sendiri-sendiri tanpa melakukan sinergi karena pada akhirnya kita berhadapan dengan perusahaan yang sama, untuk komoditas yang sama, orang yang sama, dan kemudian barang ini akan berjalan dengan dokumentasi, dan kemudian aliran uang yang sama," ujarnya.
Bendahara negara ini mengatakan proses bisnis yang diiringi dengan sinergi maka akan memudahkan bagi pelaku usaha, namun pada saat yang sama juga akan menimbulkan manfaat maksimal bagi Indonesia.