Sri Mulyani Sarankan Anak SD Belajar Investasi Saham, OJK Siap Dukung Lewat Cara Ini
Di sejumlah negara, pendidikan literasi keuangan sudah ditanamkan sejak usia dini.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyarankan agar anak-anak di tingkat sekolah dasar (SD) mulai dikenalkan, bahkan diajarkan, mengenai investasi saham. Pernyataan ini memicu beragam tanggapan di masyarakat, menimbulkan pro dan kontra terkait relevansi dan penerapannya.
Menanggapi hal itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan pihaknya menyambut baik dan mendukung atas saran Menteri Keuangan Sri Mulyani tersebut.
Menurutnya, di dalam roadmap edukasi dan penyelenggaraan konsumen OJK, pelajar sudah masuk ke dalam 10 segmen prioritas yang diberikan edukasi literasi keuangan, termasuk perempuan, kelompok perempuan, UMKM, disabilitas dan lain sebagainya.
"Kami sampaikan bahwa kami sangat mendukung ya, terutama sangat menyambut baik, dan dapat kami sampaikan dalam roadmap edukasi dan juga penyelenggaraan konsumen OJK, pelajar itu sudah masuk ke dalam 10 segmen prioritas yang kita berikan edukasi literasi," kata Friderica dalam konferensi pers RDKB, Selasa (7/1).
Friderica, atau yang akrab disapa Kiki, menjelaskan bahwa negara-negara anggota OECD, di mana Indonesia juga aktif melalui OECD International Network for Financial Education (INFE), memberikan perhatian besar terhadap edukasi keuangan, khususnya kepada pelajar sejak usia dini, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga seterusnya.
Dia menambahkan pendekatan ini sangat positif, bahkan OECD telah melakukan studi yang menunjukkan adanya hubungan positif antara tingkat literasi keuangan masyarakat suatu negara dengan tingkat kesejahteraannya.
Temuan tersebut menjadi dorongan penting bagi berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan literasi keuangan sejak dini guna mendukung kesejahteraan masyarakat di masa depan.
Bahkan, Kiki menyebut sebetulnya pihaknya sudah mempersiapkan berbagai langkah untuk mendukung edukasi keuangan di tingkat pelakar. Dia berharap edukasi ini tidak hanya terbatas pada saham, tetapi juga mencakup pengenalan konsep dasar tentang uang, cara merencanakan masa depan melalui investasi, serta pemahaman tentang berbagai produk keuangan lainnya.
"Kita sudah menyiapkan modul-modul sebetulnya untuk anak-anak sekolah dasar SMP maupun SMA yang harapannya ini bisa masuk ke kurikulum sekolah di Indonesia," Kiki mengakhiri.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar anak Sekolah Dasar (SD) mulai di edukasi terkait jual beli saham atau pasar modal. Dirinya ingin anak siswa SD bisa familiar dengan Bursa Efek.
"Dulu waktu saya mahasiswa mulai diajari mengenai Bursa Efek Indonesia, paham mengenai jual beli saham. Sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi, tapi bahkan di tingkat Sekolah Dasar sehingga mereka menjadi getting familiar dengan Bursa Efek," kata Sri Mulyani Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Kamis (2/1).
Menurutnya, edukasi pasar modal mulai dari tingkat SD perlu dirumuskan dalam kurikulum. Dia berharap para pihak bisa kerja sama untuk merealisasikan rencana itu.
"Ini hanya bisa dilakukan kalau kita juga bersama-sama nanti masuk ke kurikulum, bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi," ucapnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengingatkan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus bertanggung jawab agar masyarakat membeli saham perusahaan yang seha. Serta berasal dari perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik.
"Sehingga masyarakat tidak merasa bahwa mereka membeli sebuah surat berharga yang ternyata tidak berharga. Ini adalah tantangan kita semua," pungkasnya.