Sri Mulyani ke Milenial: Jangan Jadi Generasi Kagetan dan Terbengong-bengong
Dia tak ingin anak muda menjadi generasi yang tidak mengetahui tujuan negara di masa depan.
Sri Mulyani ke Milenial:
Jangan Jadi Generasi Kagetan dan Terbengong-bengong
Sri Mulyani ke Milenial:
Jangan Jadi Generasi Kagetan dan Terbengong-bengong
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta generasi muda belajar membaca data sejak dini. Dia tak ingin anak muda menjadi generasi yang tidak mengetahui tujuan negara di masa depan. "Sebagai generasi milennial yang very very knowledgeable tech-savvy, connected based on data jangan jadi generasi yang mudah sekali untuk kagetan dan terbengong-bengong," ujar Sri Mulyani dalam acara IDE Katadata 2023, Jakarta, Kamis (20/7).
"Jadi generasi yang you know where to go you design your own path then make sure bahwa Indonesia menuju ke tujuan yang kita semua sudah sepakati," sambung Sri Mulyani.
Seorang tokoh dari tanah Jawa, Ronggowarsito pernah mengingatkan agar tidak mudah kaget saat mengetahui sebuah data. Untuk itu Sri Mulyani meminta anak muda sebagai warga negara tentu harus mengetahui tujuan masa depan bangsa. Perjalanan bangsa Indonesia sudah sangat panjang. Sehingga seharusnya rakyatnya tahu mana tujuan yang baik atau tidak."Sebagai warga negara tapi gunakan secara rasional baca data baca statement lihat dan pilih pas mana Indonesia mau ke depan," kata Sri Mulyani.
Sebagai negara, Indonesia selalu mengambil pelajaran dari berbagai kondisi genting yang pernah terjadi. Sri Mulyani menyebut RI menjadi segelintir negara yang mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa tidak menyenangkan tersebut. Bahkan ada negara yang 100 tahun lalu termasuk negara paling kaya di dunia. Namun kini masuk ke dalam golongan negara berkembang."Anda mungkin enggak percaya ya, kayanyak wajah anda mukanya kaya flat aja. Indonesia itu negara yang mau dan bisa belajar, ada negara yang nggak belajar aja dari krisis, udah tau akan masuk lubang, dia masuk aja," tutur Sri Mulyani.
Dia melanjutkan, dulu ada negara yang sukses menjadi negara maju selama 100 tahun tetapi karena krisis, negara tersebut malah turun kasta menjadi negara pasar berkembang.
"Mau developing lagi setback itu bisa terjadi dan kalau suatu negara masuk di dalam mode atau model yang dimana kalian nggak mampu belajar, enggak mampu bisa berpikir maju, enggak bisa baca data, enggak menganalisa data, nggak come up dengan suatu pemikiran maka negara itu bisa setback,"
kata Sri Mulyani mengakhiri.