Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Terus Berlanjut, Inflasi Terkendali
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan segelintir tantangan dunia dalam upaya pemulihan ekonomi secara global. Namun, di tengah tantangan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan segelintir tantangan dunia dalam upaya pemulihan ekonomi secara global. Namun, di tengah tantangan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut.
Hal ini, didukung dengan semakin baiknya penanganan dan pengendalian Covid-19 di Indonesia pasca melonjaknya Varian Delta di Juni-Juli 2021 lalu. “Meskipun dengan kondisi dunia yang mengalami tantangan, pemulihan ekonomi indonesia juga terus berlanjut,” katanya dalam konferensi pers, KSSK, Rabu (27/10).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Sri Mulyani membeberkan sedikitnya ada satu tantangan lain yang mengancam pemulihan ekonomi global selain dari covid-19 yang masih banyak berusaha diatasi di berbagai negara. Yakni, adanya risiko global supply disruption yang berkepanjangan. Selain itu juga distribusi vaksin yang tak merata jadi tantangan lainnya.
“Global supply disruption ini menimbulkan harga dan harga energi akibat keterbatasan suplai memicu tekanan inflasi di sejumlah negara,” katanya.
Misalnya, kata dia, di Amerika Serikat mencatatkan tingkat inflasi sebesar 5,4 persen dalam empat bulan terakhir, dimana angka ini merupakan angka yang tinggi untuk ukuran ekonomi Amerika Serikat.
“Di Uni Eropa juga terlihat tren yang sama dimana inflasi per September 2021 mencatat 3,4 persen,” katanya.
Permasalahan Global Supply Disruption yang berkepanjangan ini mendorong OECD dan IMF menurunkan proyeksi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. OECD dari 58 persen, direvisi menjadi 5,7 persen. sementara IMF juga merevisi proyeksi ekonomi dunia dari 6 persen menjadi 5,9 persen.
Laju Inflasi Terkendali
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa pulihnya ekonomi indonesia bisa dilihat dari beberapa indikator. Pada ranah ini, dia menyebutkan tingkat laju inflasi indonesia masih terkendali.
“Laju inflasi tetap terkendali di level 1,6 persen yoy, dari sisi eksternal surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut sampai September 2021 hingga mencapai USD 4,37 miliar untuk bulan September dan secara kumulatif Januari-September USD 25,07 miliar.
Sementara posisi cadangan devisa indonesia pada tingkat USD 146,86 miliar dan ini setara dengan 8,9 bulan impor barang dan jasa.
“Perkembangan yang sangat positif ini tak terlepas dari upaya penguasan dan sinergi dan koordinasi kebijakan antara pemerintah bersama dengan BI OJK dan LPS dalam rangka kita sama-sama menjaga terus stabilitas sistem keuangan dan mendorong serta mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
Terkait indikator peningkatan ekonomi indonesia, Sri mulyani menyebut bahwa PMI Manufaktur Indonesia kembali masuk pada zona ekspansif ata berada di level 52,2. “kita juga lihat indikator mobilitas penduduk meningkat, indeks belanja masyarakat, penjualan kendaraan bermotor, semen, dan konsumsi listrik baik sektor industri bisnis yang menunjukkan ekspansi,” paparnya.
Sumber: Liputan6
Reporter: Arief Rahman
Baca juga:
Dibanding Syarat PCR, Pemerintah Diminta Konsisten Awasi Protokol Kesehatan
Kasus Covid Varian Delta Naik, BRI Catat Bisnis UMKM Kuartal III 2021 Terpukul
Imbas PPKM, Realisasi Investasi Kuartal III 2021 Baru Rp216,7 Triliun
Ditopang Sektor UMKM, Realisasi Kredit BRI per Kuartal III Lampaui Capaian Nasional
Menteri Tjahjo: Kecurangan Seleksi CASN 2021 Akan Diusut
Pameran IEMS 2021 Resmi Dibuka, Pemerintah Harap Genjot Penjualan Kendaraan Listrik
BRI Bukukan Laba Konsolidasi Rp19,07 Triliun di Kuartal III-2021