Sri Mulyani soal Rupiah anjlok ke Rp 15.200-an per USD: Dinamika AS masih mendominasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, melemahnya Rupiah disebabkan adanya kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS (T-bond) tenor 10 tahun telah melewati 3 persen.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Senin (8/10). Rupiah dibuka di level Rp 15.194 atau melemah tipis dibanding penutupan minggu lalu di level Rp 15.183 per USD.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, melemahnya Rupiah disebabkan adanya kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS (T-bond) tenor 10 tahun telah melewati 3 persen.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
"Kan hari ini kalau kita lihat data di AS yang dipicu oleh yield 10 tahun bond AS yang meningkat luar biasa tajam sudah di atas 3,4 persen," kata dia, di Lokasi IMF-World Bank Annual Meeting, Bali, Senin (8/10).
Dia menjelaskan, kenaikan yield obligasi di atas 3 persen ini kemudian memberikan efek psikologis kepada pasar global. Sebelumnya, 'level psikologis' kenaikan yield obligasi AS tenor 10 tahun sebesar 3 persen
"Ini unpresidented selama ini, jadi kita melihat dinamika ekonomi AS itu masih sangat mendominasi dan pergerakannya cepat sekali, kalau dulu tresshold psikologisnya 10 tahun bonds AS, 3 persen," ujarnya.
Karena itu, Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan kenaikan yield obligasi AS tenor 10 sebesar 3,4 persen, tentu menciptakan pergerakan di nilai tukar mata uang global, termasuk Rupiah.
"Jadi pas mereka mendekati 3 persen memunculkan apa yang disebut reaksi dari seluruh nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah lewat 3 persen," tandas dia.
Baca juga:
Rupiah terus anjlok di level Rp 15.233 per USD
Ajak bahu-membahu, Koalisi Jokowi hentikan politisasi pelemahan rupiah
Prabowo ingatkan prospek ekonomi Indonesia rawan
Bayar utang dan stabilkan Rupiah, cadangan devisa merosot jadi USD 114,8 miliar
Sri Mulyani soal Rupiah Rp 15.100 per USD: Ini karena ekonomi AS makin kuat
Pemerintah dinilai jujur tetapkan asumsi Rupiah Rp 14.500 per USD dalam APBN 2019