Strategi PLN Agar Seluruh Desa di Papua Terlistriki
PT PLN menargetkan sebanyak 899 desa di Papua dan Papua Barat akan diterangi, dengan jumlah rumah yang akan dilistriki sekitar 63.930 rumah. Ini untuk menjadikan Rasio Desa Berlistrik (RDB) di Papua menjadi 100 persen di 2020.
PT PLN menargetkan sebanyak 899 desa di Papua dan Papua Barat akan diterangi, dengan jumlah rumah yang akan dilistriki sekitar 63.930 rumah. Ini untuk menjadikan Rasio Desa Berlistrik (RDB) di Papua menjadi 100 persen di 2020.
"Sebagai bagian dari NKRI, wilayah Papua juga harus terang. Dengan demikian jika nanti Papua sudah seluruhnya terang, maka berarti program Papua Terang di tahun 2018 sudah mengacu untuk menjadikan Indonesia Terang," kata Executive Vice President Pengembangan Regional Maluku-Papua PT PLN, Eman Prijono Wasito Adi melalui keterangan resminya, Senin (7/10).
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
Dia menjelaskan, saat ini di Papua dan Papua Barat sudah ada 111 sistem kelistrikan yang terdiri dari 16 sistem kelistrikan besar (di atas 2 MW) dan 95 sistem kelistrikan kecil untuk yang kapasitasnya di bawah 2 MW. Deng demikian, di Papua dan Papua Barat sudah terdapat daya mampu sebanyak 327,65 MW sedangkan beban puncaknya hanya sekitar 280,88 MW.
Sedangkan tingkat rasio elektrifikasi PLN sampai dengan Agustus 2019 di kedua provinsi itu kini mencapai 57,93 persen yang berasal dari tingkat elektrifikasi di Papua sebanyak 48,3 persen dan Papua Barat 91,50 persen. PLN berencana pada tahun 2020 Rasio Elektrifikasi di Provinsi Papua dan Papua Barat sudah 99,9 persen. Sementara saat ini Rasio Elektrifikasi PLN atau tingkat pemasangan listrik di Indonesia, per September 2019 sudah mencapai 98,86 persen.
Upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua, diakui Eman masih terhambat oleh masalah geografis berupa lokasi desa yang berjauhan dan minimnya jalur transportasi darat dan laut.
Selain menggunakan potensi sumber pembangkit listrik yang ada di desa, PLN juga telah menyiapkan program penggunaan aliran listrik melalui tabung listrik (Talis). Tabung listrik ini merupakan hasil kerja sama PLN dengan Universitas Indonesia (UI).
TALIS berfungsi menyimpan daya listrik yang nantinya bisa digunakan masyarakat untuk menerangi rumah atau desanya. Sebuah tabung listrik yang berbobot sekitar 5 kilogram, bisa menampung daya listrik sebesar 300 watt hour (Wh) hingga 1.000 Wh. Penggunaannya pun cukup mudah, pemilik hanya tinggal memilih sistem AC atau DC dan tinggal dihubungkan dengan kabel lampu.
Sedangkan jika jika daya listriknya sudah habis, pemilik bisa men-chargenya di PLTS, mikrohidro, pikkohidro, PLTA ataupun pembangkit listrik biomassa. "Talis lebih hemat dan mudah digunakan," imbuhnya.
Dengan menggunakan Talis, masyarakat bisa berhemat dalam pemasangan jaringan listrik karena biaya pembelian dan pemasangan listrik dengan menggunakan Talis hanya sekitar Rp3,5 juta. Sedangkan jika menggunakan jalur konvensional, tarifnya biasa lebih dari Rp4 juta.
Baca juga:
Upaya Terangi Papua Lewat Program 1.000 Energi Terbarukan
Rasio Elektrifikasi di NTT mencapai 73,72 Persen
Per Juni 2019, Rasio Elektrifikasi Tercatat Capai 98,81 Persen
PLN Rogoh Rp130 Miliar Beri Sambungan Listrik Gratis 13.169 Rumah di Kalbar
Daya Beli Masyarakat dan Infrastruktur Jadi Tantangan PLN Wujudkan Elektrifikasi RI
Genjot Rasio Elektrifikasi NTT 99 Persen, ESDM Tambah 13.000 Lampu Tenaga Surya