Tahun depan, kaum jompo dan balita terima kartu sakti Jokowi
Keterbatasan cakupan pembagian diklaim karena Jokowi hanya menerima anggaran dan data warisan SBY.
Presiden Joko Widodo belum lama ini telah meluncurkan kartu sakti yang terdiri dari Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kartu sakti ini menjadi jargon Jokowi dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Juru bicara dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari menyebut pembagian kartu sakti masih terbatas karena terbentur anggaran 2014 yang disusun pemerintah SBY. Dari data yang ada, baru 4,4 juta rakyat Indonesia yang menerima. Data ini juga diambil dari warisan pemerintah SBY.
"APBN kan belum dalam kontrol Jokowi, jadi 4,4 juta itu dari Pak SBY. Anggaran 2014 juga masih terbatas belum bisa dikontrol," ucap Eva dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (8/11).
Pada 2015 mendatang, Jokowi disebut akan memperluas cakupan penerima kartu sakti. Panti jompo dan bayi baru lahir disebut juga akan menerima uang dari pemerintah yang dimulai 2015 mendatang.
"Kemanfaatan akan diperluas. Dulu tunawisma, bayi baru lahir belum dapat manfaat. Begitu juga panti jompo, nanti akan diperluas. Tahun 2015 orang dan jenisnya akan ditambah," katanya.
Eva mengakui, kartu sakti Jokowi saat ini hanya modifikasi program SBY sebelumnya. Seperti Kartu Indonesia Sehat merupakan penyempurnaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sudah ada sebelumnya. "Tapi ada konstruksi diubah sekarang. Tahun akan datang ditambah dan diperluas," tutupnya.