Tahun ini, pembukaan trayek baru pelayaran perintis menipis
Pemerintah hanya menganggarkan Rp 504 miliar tahun ini untuk membuka 84 trayek pelayaran perintis baru.
Kementerian Perhubungan, pada akhir tahun ini, akan melelang 84 trayek pelayaran perintis. Pemerintah menggelontorkan Rp 504 miliar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mewujudkan trayek ini.
Menurut Direktur Angkutan Lalu Lintas Laut Kementerian Perhubungan, Harry Budiarto, nilai kontrak per trayek mencapai sekitar Rp 6 miliar. Dari 84 trayek tersebut sebagian besar berada di Indonesia Timur dan Barat.
"Ikut lelang akhir tahun, operasi awal tahun," ujar Harry di Jakarta, Selasa (16/9).
Dia mengaku, idealnya, tiap tahun pemerintah melelang 94 trayek, namun, karena anggaran terbatas maka tahun ini hanya 84 trayek. "Kalau ada keterlambatan, masyarakat tidak terlayani. Makanya kami lagi usahakan multiyears," ucap dia.
84 Trayek ini, lanjutnya, tersebar di 30 pangkalan. "Di UPT kita yang jadi perintis," kata dia.
Harry mengungkapkan kendala pengembangan pelayaran perintis selama ini berada pada proses reparasi kapal yang harus menyesuaikan standardisasi internasional. Saat ini hampir 84 persen kapal perintis beroperasi di wilayah Timur. Sementara, bengkel atau galangan kapal berada di daerah Barat dan Tengah.
"Di sisi lain, keterbatasan lokasi docking membuat mobilisasi dan demobilisasi kapal saat docking itu satu bulan, ditambah lagi waktu docking. Akhirnya, trayek yang kapalnya sedang docking itu digantikan dengan kapal barang," kata dia.