Tak Ingin Terus Impor, Erick Thohir Dorong 2 Vaksin Buatan RI Diakui WHO
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong pemerintah agar bisa memproduksi vaksin Covid-19 karya anak bangsa, guna menekan biaya impor vaksin seperti Sinovac dan Sinopharm dari China.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong pemerintah agar bisa memproduksi vaksin Covid-19 karya anak bangsa, guna menekan biaya impor vaksin seperti Sinovac dan Sinopharm dari China.
Pemerintah saat ini tengah mengembangkan vaksin Merah Putih dan vaksin yang BUMN yang diteliti oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Airlangga. Adapun pengembangan kedua vaksin tersebut telah masuk daftar list Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dengan nomor urut registrasi 121.
-
Apa yang dirasakan Vincent Raditya saat mengalami flu Singapura? Vincent Raditya menyatakan bahwa pada tahap awal, ia mengalami demam tinggi selama tiga hari. Ia merasakan tubuhnya lemas dan berat, serta mengalami nyeri pada leher.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana rasa sakit yang dialami Vincent Raditya saat kena flu Singapura? Rasa sakitnya seperti tertusuk paku.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
"Kita coba mudah-mudahan juga berhasil. Karena pada saat ini konteksnya kita harus ciptakan vaksin sendiri, tak perlu impor," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6).
Menurut dia, vaksin merupakan kunci dalam penanganan pandemi baik di Tanah Air maupun di luar negeri. Dengan adanya standarisasi vaksin oleh otoritas internasional jadi pendorong agar aktivitas ekonomi nasional bisa segera pulih.
"Sekarang kita sedang melakukan rapat bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk dilibatkan supaya mendorong vaksin yang bisa diproduksi dalam negeri," tuturnya.
Namun begitu, persetujuan vaksin Merah Putih dan BUMN akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pasalnya, proses pengembangan butuh beberapa kali tahap uji klinis agar tingkat keamanan dan efektifitas vaksin dalam membunuh virus Covid-19 benar-benar teruji.
"Tapi ini bukan berarti sudah jadi. Perlu proses uji klinis 1-2-3. Perlu waktu setahun, kayak vaksin Merah Putih juga perlu waktu. Tapi vaksin Merah Putih dan vaksin BUMN belum teregistrasi, karena masih penjajakan," jelas Erick Thohir.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pakar Nilai Perpres Ambil Alih Tanggung Jawab Hukum Vaksin untuk Jamin Keamanan
Daftar Varian Covid-19 yang Pengaruhi Efikasi Vaksin
Vaksin Sinovac Diakui WHO Dinilai Jadi Peluang Umrah Kembali Dibuka
Erick Thohir Sebut Vaksin Sinovac dan Sinopharm Dijamin WHO
Vaksinasi 562.242 Penyandang Disabilitas, Pemerintah Gunakan Skema Jemput Bola
Satgas Sebut Varian Baru Covid-19 Pengaruhi Efikasi Vaksin