Tingginya Penyebaran Covid-19 jadi Tantangan Industri Penerbangan
Sebenarnya, masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran akan berbahayanya virus ini, jika penularan terus terjadi. Hal itulah yang harus terus didorong karena angka penyebaran Corona berpengaruh ke cepat atau lambatnya industri penerbangan bangkit.
Aturan relaksasi kapasitas penumpang transportasi menjadi angin segar untuk pelaku industri, tak terkecuali di sektor penerbangan. Dengan kapasitas penumpang yang ditingkatkan jadi 70 persen, kesempatan industri penerbangan untuk bangkit semakin terbuka lebar.
Namun, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (Inaca), Denon Prawiraatmadja mengatakan setidaknya ada 2 tantangan yang masih harus dihadapi pelaku industri ke depannya.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
"Pertama itu bagaimana menurunkan penyebaran Covid-19. Kalau tiap hari naik, dari 1.000 jadi 2.000, saya pikir campaign apapun yang kita buat agar orang traveling akan terpengaruh oleh nuansa bagaimana Kemenkes menekan penurunan Covid-19," kata Denon dalam diskusi online, Selasa (9/6/2020).
Lanjut Denon, sebenarnya masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran akan berbahayanya virus ini, jika penularan terus terjadi. Hal itulah yang harus terus didorong karena angka penyebaran Corona berpengaruh ke cepat atau lambatnya industri penerbangan bangkit.
Jaminan Rasa Aman
Lalu, yang kedua ialah pemberian jaminan rasa aman oleh penyelenggara pariwisata, khusus untuk mendorong para traveler kembali bepergian. Baik maskapai, hotel, tempat wisata dan entitas lainnya harus memberikan jaminan tersebut agar masyarakat mau kembali melakukan traveling, tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Misalnya, kalau mau ke Bali jalan-jalan, atau tugas ke Balikpapan, dalam kaitan tersebut, masyarakat akan memilih maskapai mana yang memberi rasa apan. Nah, kepercayaan yang diberikan masing-masing entitas ini berpengaruh ke masyarakat, karena mereka nanti merasa yakin akan aman sampai ke tempat tujuan," jelasnya.
Tak lupa juga, seluruh stakeholder industri penerbangan mulai dari bandara, maskapai, Airnav dan lainnya harus terus menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Tapi dilakukan bukan cuma semata-mata memenuhi aturan, tapi juga menjaga agar potensi penularan bisa tertekan," tutupnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputn6.com
(mdk/idr)