Transisi Energi Ketenagalistrikan Jadi Langkah Strategis Turunkan Emisi
Polusi udara beberapa pekan lalu menjadi sorotan publik.
Polusi udara beberapa pekan lalu menjadi sorotan publik.
Transisi Energi Ketenagalistrikan Jadi Langkah Strategis Turunkan Emisi
Tingginya polusi ditengarai berasal dari sektor transportasi dan industri.
Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) pun sepakat bahwa transisi energi di sektor ketenagalistrikan merupakan langkah strategis untuk menurunkan emisi.
- PLN Bakal Masukkan Nuklir dalam Sistem Tenaga Listrik, Ditargetkan Sebelum 2040
- Begini Strategi Inisiatif Diterapkan PHE Tekan Emisi Karbon, Termasuk Manfaatkan Energi Surya
- Begini Strategi PLN IP Jaga Keandalan Pasokan Listrik di Masa Transisi Energi
- Transisi Energi, Pemerintah Diminta Tak Lupakan Keadilan Sosial untuk Warga Terdampak
"Fokus saat ini semestinya ada pada pengembangan energi terbarukan untuk menjadi tulang punggung energi primer di Indonesia," kata Bambang Brodjonegoro, Ketua ICEF, dalam dialog Energy Transition (IETD) di Jakarta, Senin (18/9).
Bambang menyoroti, Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang jelas untuk bertransisi energi yang disuarakan secara aktif melalui berbagai forum internasional dan diplomatik, dengan tekad untuk mendorong lebih banyak kerja sama dan investasi ramah lingkungan untuk transisi energi.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengatakan, transisi energi membutuhkan transformasi yang signifikan dari infrastruktur.
Khususnya untuk negara berkembang. Di satu sisi, ada tantangan tersendiri dalam proses transisi energi di Indonesia.
"Ketidaktersediaan infrastruktur yang mendukung, investasi yang terbilang tinggi dengan pendanaan yang terbatas menjadi beberapa tantangan transisi energi di Indonesia," kata Arifin.
Merdeka.com
Dia menambahkan, Indonesia telah berkolaborasi dengan negara lain untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut untuk menyediakan teknologi yang bersaing, pembiayaan yang kompetitif, akses yang mudah untuk pembiayaan yang berkelanjutan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusianya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi turut menjelaskan bahwa pendanaan Indonesia mendapatkan kepercayaan mancanegara, oleh karena itu program-program yang berjalan juga harus selaras dengan rencana global.
"Saat ini pendanaan JETP sedang diperjuangkan dan masih terus dimatangkan melalui diskusi antara pemerintah Indonesia dan IPG di New York, AS."
Sementara itu, Direktur Eksekutif IESR dan ICEF, Fabby Tumiwa menyebut, salah satu hal istimewa dalam IETD 2023 ialah pertama kalinya diselenggarakan bersama oleh Kementerian ESDM.
Dia juga menekankan agar transisi energi berjalan adil, aman, dan bermanfaat bagi seluruh warga negara, maka memerlukan perencanaan yang matang dan melibatkan seluruh kelompok masyarakat.
Menurut Fabby, transisi energi di sektor ketenagalistrikan menjadi sektor strategis yang mudah untuk pengurangan emisi karena 3 hal seperti kelayakan teknologi pengganti (energi terbarukan-red), integrasi jaringan listrik yang bisa direncanakan, dan manfaat ekonomi dari semakin murahnya energi terbarukan.
"Faktor teknologi tersebut mencakup integrasi energi terbarukan, solusi penyimpanan energi, interkoneksi serta fleksibilitas sistem tenaga listrik. Selain itu, ada juga manfaat ekonomi di mana biaya teknologi energi terbarukan yang semakin kompetitif dengan bahan bakar fosil," tutup Fabby.