Tujuh bahan pangan ini rajin diimpor selama era SBY
Sesuai data Bappenas, impor cenderung naik selama 2004-2013, karena produksi dalam negeri tak mencukupi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan doktor lulusan Institut Pertanian Bogor. Dia menulis disertasi bertajuk 'Pembangunan Pertanian dan Pedesaan sebagai upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal'.
Pembenahan sektor pertanian, termasuk mendorong pasokan bahan pangan dari dalam negeri dinilai SBY akan menyejahterakan masyarakat. Sebab, seperti ditulis presiden dalam salah satu bab disertasinya, "semakin tinggi upah di pertanian semakin berkurang kemiskinan di pedesaan".
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Mengapa Gerindra merasa SBY bisa membantu kemenangan Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. "Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama."
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Apa yang SBY lukis di Pestapora? Di depan kerumunan penonton yang telah memenuhi lokasi, SBY menciptakan lukisan pemandangan Gunung Lawu, yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan dengan Ponorogo.
-
Kenapa Bupati Bengkulu Utara ditarik oleh Paspampres? Bey mengatakan kejadian tersebut karena Bupati Mian tanpa sengaja menghalangi pergerakan Ibu Iriana Joko Widodo.
Lepas dari karya tulis yang dihasilkan presiden pada 2004 lalu itu, data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat realisasi kebijakan selama hampir 10 tahun SBY menjabat presiden, tak sesuai disertasinya. Dua kali periode di kursi RI 1, pembukaan keran impor, justru menjadi pilihannya buat menurunkan harga pangan.
Alasannya, cadangan bahan pangan utama nasional seperti beras, jagung, kedelai, gula, daging sapi, cabai dan bawang merah tidak mencukupi kebutuhan sehingga memicu lonjakan harga.
Hal itu nampak dari data yang dihimpun Bappenas terhadap tujuh jenis bahan pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Menurut data yang dikutip merdeka.com dari laporan Pencapaian Kinerja Pembangunan Periode Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan KIB II terbitan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) catatan importasi bahan pangan utama sepanjang KIB II meningkat cukup besar dibanding dengan KIB I.
Berikut daftarnya:
Beras
Importasi beras sejak tahun 2004 hingga 2013 mengalami fluktuasi. Pada 2004, impor beras sebanyak 236 ribu ton, lantas, saat 2006 jumlah impor beras naik menjadi 438 ribu ton dan mencapai 1,4 juta ton pada 2007.
Namun demikian, tren impor beras kembali naik mulai tahun 2010, 2011, dan 2012 menjadi masing-masing sebesar 687 ribu ton, 2,7 juta ton serta 1,7 juta ton.
Cabai
Impor komoditas cabai juga mengalami tren yang meningkat sejak tahun 2004 hingga 2013. Tahun 2004, impor cabai sebesar 7 ribu ton dan menurun menjadi 6 ribu ton pada tahun 2005.
Namun demikian, mulai tahun 2006, tren importasi cabai selalu meningkat dari 9 ribu ton berturut-turut menjadi 11 ribu ton, 14 ribu ton, 16 ribu ton, 18 ribu ton, 24,4 ribu ton, dan baru menurun di tahun 2012 serta 2013 menjadi masing-masing 17 ribu ton dan 12 ribu ton.
Daging sapi
Importasi daging sapi antara tahun 2004 hingga 2010 mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 11,8 ribu ton, 19,9 ribu ton, 24,1 ribu ton, 39,4 ribu ton, 45,6 ribu ton, 67,9 ribu ton, dan 90,5 ribu ton
Angka tersebut kemudian menurun menjadi 289,5 ribu ton pada tahun 2008 serta menjadi 250 ribu ton tahun 2009.
Sementara importasi daging sapi antara tahun 2004 hingga 2010 mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 11,8 ribu ton, 19,9 ribu ton, 24,1 ribu ton, 39,4 ribu ton, 45,6 ribu ton, 67,9 ribu ton, dan 90,5 ribu ton.
Impor daging sapi baru menurun dalam kurun waktu 2011 hingga 2013 menjadi masing-masing sebesar 65,0 ribu ton, 33,5 ribu ton, dan 23,2 ribu ton.
Gula
Komoditas gula juga mengalami tren importasi yang fluktuatif. Dalam kurun waktu 2004 hingga 2013, impor gula sebesar 1,2 juta ton, 2,1 juta ton, 1,6 juta ton, 3,1 juta ton, 1,2 juta ton, 1,7 juta ton, 2,0 juta ton, 2,7 juta ton, 3,1 juta ton, serta 2,5 juta ton.
Jagung
Tren fluktuatif juga terjadi pada importasi jagung. Sejak tahun 2004 hingga 2013, impor jagung sebesar 1,089 juta ton, 186,1 ribu ton, 1,776 juta ton, 702,5 ribu ton, 276,3 ribu ton, 339,5 ribu ton, 1,528 juta ton, 3,208 juta ton, 1,694 juta ton, serta 1,805 juta ton.
Kedelai
Untuk komoditas kedelai, dalam tiga tahun awal pemerintahan SBY, importasi kedelai menunjukkan tren yang stagnan, yaitu sebanyak 1,1 juta ton tiap tahun.
Tren fluktuatif baru muncul pada tahun keempat pemerintahan SBY, yaitu tahun 2007 yaitu sebesar 1,4 juta ton, kemudian berturut-turut menjadi 1,2 juta ton, 1,3 juta ton, 1,7 ton, 2,1 juta ton, 1,9 juta ton, dan 1,2 juta ton.
Bawang merah
Sementara untuk komoditas bawang merah, tren impor sejak tahun 2004 sampai 2008 menunjukkan kenaikan. Secara berturut-turut, jumlah impor periode ini sebesar 48,9 ribu ton, 53,1 ribu ton, 78,5 ribu ton, 107,6 ribu ton, 127,8 ribu ton, dan menurun menjadi 63,4 ribu ton pada tahun 2009.
Tahun 2010 dan 2011, impor bawang merah kembali naik sebesar 70,6 ribu ton dan 156,4 ribu ton. Tetapi, jumlah impor kembali menurun pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 95,2 ribu ton dan 68,6 ribu ton.
(mdk/ard)