Tujuh Peserta Export Coaching Program Berhasil Tembus Pasar Ekspor
Tujuh perusahaaan peserta program pendampingan ekspor atau Export Coaching Program (ECP) asal Sulawesi Selatan dan Yogyakarta berhasil melakukan kegiatan ekspor perdananya. Pelaku usaha ini bergerak di industri kerajinan, makanan dan minuman, serta kayu dan produk kayu.
Tujuh perusahaaan peserta program pendampingan ekspor atau Export Coaching Program (ECP) asal Sulawesi Selatan dan Yogyakarta berhasil melakukan kegiatan ekspor perdananya. Pelaku usaha ini bergerak di industri kerajinan, makanan dan minuman, serta kayu dan produk kayu.
Didi Sumedi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, menjelaskan capaian ini tidak lepas kerja sama Kemendag dengan dinas yang menangani sektor perdagangan di Pemprov Sulawesi Selatan dan Yogyakarta. Selain itu, komitmen kuat dan kerja keras dari para pelaku usaha peserta ECP.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Mengapa ekspor dari Sulawesi Selatan penting? Sektor perdagangan ini kalau lancar bisa meningkatkan perekonomian, menjaga stabilitas, bahkan membuka lapangan pekerjaan.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
“Hal itu tentu cukup membanggakan di tengah kendala logistik kelangkaan kontainer ekspor selama pandemi Covid-19. Kemendag akan terus mendampingi, membantu, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha potensial ekspor guna peningkatan kesiapan ekspor untuk mendukung peningkatan ekspor secara nasional,” ujar Dirjen Didi, dalam rilisnya, Minggu (26/9).
Ke-7 UMKM tersebut berasal dari Sulawesi Selatan, yakni PT Bumi Runut Bersama (Kabupaten Pangkep) --ekspor perdananya ke China berupa cocofiber sebanyak 1 kontainer, CV Sumber Pangan Nusantara (ekspor ke Malaysia produk makanan ringan), dan CV LARS (ekspor produk rumput laut ke Taiwan).
Empat UMKM lagi dari Yogyakarta: CV Ride One Gallery (produk Cermin Antique ke Prancis dan Glass Handicraft ke Belgia), CV Solobeat (drumsticks ke Ghana Afrika dan 200 pasang Solobeat drumsticks ke Kolombia), PT Bumicharya Utama Luhur (ekspor produk Teak Flooring ke Italia), dan PT Serena Sejahtera (produk salak ke Kamboja).
“Pelepasan produk ekspor menjadi komitmen kami untuk meningkatkan daya saing dan memotivasi para pelaku usaha,” ujar dirjen.
Pada tahun ini, di tengah pandemi Covid-19, sudah ada 10 pelaku asal Jawa Timur yang berhasil melakukan ekspor dengan produk kapok fiber, coconut charcoal, kelapa, alas kaki, kerajinan kaca, tas kerajinan Aceh dan coco powder, damar batu, glassware, interior dari batu alam dengan negara tujuan ekspor : India, Rusia, Vietnam, Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Argentina, Angola dan Belanda.
Sementara, Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menambahkan, keberhasilan ini berkat kerja sama tim yang baik antara BB PPEI dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan kegiatan ekspor.
“Diharapkan para pelaku usaha mampu menjalankan bisnis ekspornya secara efektif dan mandiri,” harapnya.
Dia menjelaskan,permasalahan yang sering dihadapi pelaku usaha antara lain keterbatasan kapasitas produksi, SDM, persyaratan, promosi, serta pengetahuan tentang regulasi ekspor baik di dalam negeri maupun di negara tujuan ekspor. Maka itu, melalui ECP, peserta juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai cara mengatasi berbagai kendala untuk menjadi eksportir yang tangguh.
Baca juga:
Kadin Harap Dubes Rosan Mampu Genjot Ekspor RI ke AS
Penggabungan BGR ke PPI Bakal Jadi Gerbang Ekspor Pangan Indonesia
Menko Airlangga Ungkap Alasan RI Mampu Cetak Surplus Neraca Dagang Hingga 16 Bulan
Pemerintah Lakukan 16.988 Penindakan per Agustus 2021, Terbanyak Kasus Rokok Ilegal
Dampak Aturan Ketat Cina, Ekspor Ikan di Jateng Turun 1.200 Ton
Pengusaha: Neraca Komoditas Beri Kepastian Bahan Baku dan Kurangi Impor