Usai tragedi AirAsia, pelatihan pilot hadapi krisis diperketat
Seluruh maskapai diminta melakukan pelatihan dalam 6 bulan sekali dari semula setahun sekali.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau kepada Indonesia Air Asia (IAA) untuk meningkatkan intensitas pelatihan pada pilotnya, khususnya pada pada bidang penanganan krisis atau upset recovery. Kemenhub meminta kepada seluruh maskapai melakukan pelatihan dalam 6 bulan sekali dari semula setahun sekali.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo, mengatakan hal ini bertujuan agar peristiwa kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang terjadi pada 28 Desember 2014 lalu, tidak terulang.
"Kami merekomendasikan kepada AirAsia agar meningkatkan pentingnya Standard Call Outs pada seluruh fase penerbangan. Karena kami melihat adanya miskomunikasi antar pilot pada waktu itu, sehingga terjadi kecelakaan," katanya di Gedung Karsa Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (3/12).
Untuk itu, lanjut Suprasetyo, Ditjen Perhubungan Udara, dalam hal ini Direktorat Keselamatan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), telah membut tim khusus untuk memastikan seluruh tindakan perbaikan (safety action) dan rekomendasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR) dan ketentuan yang berlaku.
"Tim itu akan melakukan inspeksi dan evaluasi khusus terhadap pengoperasian seluruh pesawat Airbus A320," lanjutnya.
Langkah tersebut terkait dengan berbagai hal, yakni menganalisa dan melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan teknis yang terjadi pada komponen/sistem RTLU, dan mengevaluasi terhadap prosedur dalam manual teknis dan operasional terkait dengan penanganan masalah yang berulang (repetitive trouble) dan penyelesaiannya.
Baca juga:
Keluarga korban sebut AirAsia QZ8501 itu barang rusak
Pencarian dihentikan, keluarga korban yang belum ditemukan pasrah
Mengintip kondisi porak-poranda bagian dalam pesawat AirAsia QZ8501
Jonan: 13 Maskapai belum penuhi standar modal, siap-siap kena sanksi
Ini kata staf Jonan soal prediksi AirAsia bakal tutup di Indonesia
Ini strategi AirAsia agar tidak berhenti beroperasi di Indonesia
Jika AirAsia tutup di Indonesia, 2.000 orang kehilangan pekerjaan
AirAsia diprediksi bakal berhenti beroperasi di Indonesia
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.