Wamen BUMN : Saham Syariah Meningkat 84 Persen Selama 10 Tahun Terakhir
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Mansury menyebut, secara historis jumlah saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia meningkat hingga 84 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Posisi ini meningkat dibandingkan jumlah saham-saham umum lainnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Mansury menyebut, secara historis jumlah saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia meningkat hingga 84 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Posisi ini meningkat dibandingkan jumlah saham-saham umum lainnya.
"Jumlah saham syariah meningkat secara pesat yaitu sebesar 84 persen atau artinya lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan sejumlah saham secara umum," ujarnya dalam Sesi II Konferensi Internasional KNEKS secara daring, Kamis (15/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa doa ke pasar dianjurkan? Doa ke pasar adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri di saat banyak orang lalai karena bertransaksi. Mengunjungi pasar merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh banyak orang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
Dia mengatakan, bahwa eksistensi atau keberadaan pasar modal Indonesia khususnya pasar modal syariah dimulai sejak diluncurkannya Rekasadana Syariah yang pertama pada 1997. Tetapi kemudian pasar modal syariah baru mulai dikenal oleh masyarakat luas sejak 2011.
Rincian Transaksi Syariah
Secara rinci, Pahala mengatakan, bahwa rata-rata volume transaksi harian meningkat sebesar 13,8 persen setiap tahunnya, yaitu dari 2,7 miliar lembar saham per hari di 2011 menjadi 8,97 miliar saham lembar saham di Maret 2021 lalu.
"Rata-rata frekuensi transaksi harian bahkan meningkat mencapai 31 persen per tahun. Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 14,6 persen per tahun, begitu juga dengan nilai kapitalisasi pasar meningkat sebesar 6,4 persen," jelas dia.
Namun, dia sadar bahwa pandemi Covid-19 turut terjadi seluruh dunia sejak awal tahun 2020 memiliki dampak pada sektor perekonomian dan juga keuangan secara umum. Mengingat dari sisi pasar modal syariah tahun 2020 untuk indeks saham syariah Indonesia atau (ISSI) menurun 5,46 persen secara yoy, sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) alami penurunan hingga 9,69 persen.
(mdk/bim)