Wapres ultimatum Indonesia harus sudah swasembada garam di 2015
Sudirman mengatakan saat ini kebutuhan garam nasional mencapai 3,5 juta ton.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi garam nasional di 2014 sebanyak 3,3 juta dan bisa mencapai swasembada pada 2015. Hal ini berdasarkan keinginan Wakil Presiden Boediono saat bertemu petani garam di Ende, NTT.
"Maka saat itu, pak Wapres meminta menteri kelautan untuk memikirkan suatu kegiatan supaya produksi barang (garam) naik dan kebutuhan dipenuhi. 2015 Indonesia bisa swasembada garam, Kementerian Kelautan dan Perikanan menginisiasi suatu program," ujar Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saad, dalam diskusi bertajuk 'Quo Vadis Swasembada Garam' di Jakarta, Rabu (12/3).
Sudirman mengatakan saat ini kebutuhan garam nasional mencapai 3,5 juta ton yang diperuntukkan bagi konsumsi masyarakat sebanyak 1,5 juta ton dan sisanya 2 juta ton untuk industri.
"Dalam 2 tahun pertama 2010 impor 1 juta ton, tahun 2012 clear tidak impor, 2013 tidak boleh impor garam konsumsi, masa produksi 2,5 bulan. Diharapkan tahun ini tidak ada impor," jelasnya.
Sementara, lanjutnya, kapasitas produksi garam saat ini dari 34.000 hektare lahan tambak yang dapat diefektifkan hanya 30.000 hektare. Di mana pada tahun 2010-2011 produksi per hektare sebesar 65-70 ton.
Pemerintah telah memiliki teknologi di mana pada lahan 10 ha dapat menghasilkan 120.000 ton. Teknologi ini sendiri telah dibeli oleh Coca Cola Grup.
Sudirman mengatakan, produksi garam di sepanjang 2013 mencapai 1,84 juta ton atau mengalami kenaikan dari 1,32 juta ton dari 2012. Kendala yang paling dikhawatirkan saat ini adalah, ketidakmampuan melanjutkan tren peningkatan produksi dan harga jual petani yang menurun.
"Kondisi ini yang paling ditakutkan, karena akan menghilangkan semangat petani untuk berproduksi," imbuhnya.
Berdasarkan data yang dimiliki KKP, saat ini luas lahan pertanian garam nasional mencapai 34.000 hektare yang tersebar di 42 kabupaten/kota. "Pada 2010-2011 produksinya sekitar 65-70 ton per hektare. Sekarang diperkirakan sudah 90 ton per hektare," katanya.