Waskita Karya Jual Tol Cimanggis-Cibitung, Ditawarkan ke Bakrie Group
Secara aturan, WTR wajib menjual kepemilikannya di Tol Cimanggis-Cibitung kepada Bakrie Group hingga 1 tahun setelah beroperasi penuh.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR) bakal melepas kepemilikan atau divestasi saham Jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Targetnya, proses penjualan tol ini bisa rampung pada tahun ini.
Direktur Operasi Waskita Toll Road, Mokh Sadali mengatakan, WTR yang memegang 35 persen saham Tol Cimanggis-Cibitung bakal menawarkan kepemilikannya kepada pemegang saham lainnya, yakni Bakrie Group.
- Buntut Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Kemenhub Panggil Operator Angkutan hingga Pengusaha Air Minum
- Izin Terbit, PBNU Kelola Tambang Batu Bara Seluas 26 Ribu Hektare Bekas Bakrie Group di Kaltim
- Tol Cimanggis-Cibitung Resmi Beroperasi, dari Depok ke Cikampek Cuma 30 Menit
- Waskita Karya Putuskan Rombak Susunan Direksi dan Komisaris, Ini Nama-Namanya
"Kalau aturannya kan menawarkan kepada BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) yang ada. Terus kita juga terikat perjanjian dengan Bakrie," kata Sadali di Jakarta, dikutip Selasa (18/3).
Secara aturan, WTR wajib menjual kepemilikannya di Tol Cimanggis-Cibitung kepada Bakrie Group hingga 1 tahun setelah beroperasi penuh. Jika Bakrie tidak merespons, barulah Waskita bisa melepasnya kepada badan usaha lain.
"Nanti kalau itu sampai dengan 1 Agustus (2025) kalau enggak salah. Nanti kalau Bakrie enggak ngambil di periode itu ya kita akan lepas tempat lain," imbuh Sadali.
Adapun secara struktur kepemilikan, Waskita Toll Road memiliki saham sebesar 35 persen di proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung.
PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) jadi pemegang saham mayoritas dengan 55 persen. Sementara Bakrie Group dengan dua entitas usahanya memegang kendali 10 persen.
Ogah Masuk Bisnis Tol Lagi
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku induk usaha menyatakan tidak akan masuk ke bisnis jalan tol usai divestasi seluruh aset jalan tol. Kemudian bakal kembali ke core business atau bisnis inti perusahaan sebagai perusahaan konstruksi.
"Setelah kita melakukan divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan. Divestasi jalan tol kita lakukan sesegera mungkin," tutur Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, dikutip dari Antara.
Waskita akan divestasi sejumlah aset tol yang dikelola di bawah PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Cimanggis - Cibitung Tollways (CCT), PT Hutama Marga Waskita (HMW) pada 2025.
"Semakin cepat semakin baik kita bisa melakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya," ujar Muhammad Hanugroho.
Divestasi jalan tol menjadi salah satu upaya dan fokus Waskita ke depan. Divestasi atas sisa ruas tol sebagai salah satu sumber pembayaran kewajiban keuangan.
Jaga Stabilitas Keuangan
Sebagai BUMN Konstruksi yang memiliki pengalaman lebih dari 64 tahun, ke depan Waskita akan terus menjaga stabilitas keuangan serta melakukan divestasi jalan tol.
Kemudian, mengembalikan core business perusahaan sebagai perusahaan konstruksi yang berfokus pada sektor gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan.
BUMN Konstruksi seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Berkat pembangunan yang dilakukan BUMN Konstruksi, sejumlah infrastruktur memadai bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Maka agar bisa terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi, Waskita telah menyusun rencana kerja dan peta jalan untuk tahun ini. Salah satunya dengan menempatkan restrukturisasi keuangan sebagai pilar utama.