Waskita Karya Kerjakan 90 Proyek Senilai Rp52,7 Triliun, Ada Proyek IKN Nusantara
Perusahaan telah membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sampai dengan bulan November sebesar Rp14,4 triliun.
Berdasarkan dari segmentasi proyek, total nilai kontrak tersebut bersumber dari proyek konektivitas infrastruktur sebesar 60 persen.
Waskita Karya Kerjakan 90 Proyek Senilai Rp52,7 Triliun, Ada Proyek IKN Nusantara
Waskita Karya Kerjakan 90 Proyek Senilai Rp52,7 Triliun, Ada Proyek IKN Nusantara
- Waskita Dapat 83 Proyek Strategis Nasional Untuk Jalan Tol hingga Bendungan
- Waskita Karya Kini Lebih Selektif Pilih Proyek, Terutama Hal Kepastian Pembayaran
- Waskita Karya Kebut 7 Proyek di IKN Nusantara, Target Selesai Semester I-2024
- Dapat Proyek di IKN Nusantara, Realisasi Kontrak PT PP Tembus Rp3,5 Triliun di Januari 2024
PT Waskita Karya (Persero) saat ini fokus menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur dan proyek strategis nasional yang sedang berjalan.
Sampai dengan saat ini, perusahaan mengerjakan 90 proyek dengan total nilai kontrak sebesar Rp52,7 triliun.
Berdasarkan dari segmentasi proyek, total nilai kontrak tersebut bersumber dari proyek konektivitas infrastruktur sebesar 60 persen, sumber daya air sebesar 17 persen, gedung sebesar 13 persen, EPC dan anak usaha sebesar 10 persen.
"Selain itu, Perseroan telah berkontribusi dalam pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan total nilai kontrak sebesar Rp10,2 triliun, sementara untuk porsi Waskita sebesar Rp6,7 triliun," ucap SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita di Jakarta, Jumat (22/12)
Sebanyak 10 proyek diraih perusahaan di antaranya, Jalan Akses Lingkar Sepaku Seksi 4, Jalan Tol IKN Segmen 5A, Gedung Sekretariat Negara, Gedung Kemenko 3, Gedung Kemenko 4, IPAL 1,2,3 & 4 IKN, Jalan Feeder kawasan KIPP IKN, Rumah Susun ASN, Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 dan Multi- Utility Tunnel-01 (MUT).
Sementara itu, perusahaan telah membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sampai dengan bulan November sebesar Rp14,4 triliun.
Berdasarkan kepemilikan proyek perolehan NKB ini masih didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 62 persen, lalu diikuti oleh proyek BUMN/BUMD sebesar 22 persen, pengembangan usaha sebesar 15 persen dan swasta sebesar 1 persen.
"Berdasarkan segmentasi jenis proyek, konektivitas infrastruktur sebesar 54 persen, sumber
daya air sebesar 15 persen, gedung sebesar 17 persen, EPC sebesar 1 persen dan anak usaha sebesar 14 persen,” ucap Ermy.
Di sisi lain, Waskita Karya terus melakukan diskusi intensif terkait proses review secara komprehensif terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur perbankan.
"Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari seluruh perbankan Himbara dan sebagian perbankan swasta terkait skema restrukturisasi Waskita yang telah mencapai 95 persen dari nominal outstanding utang," tambah Ermy.
Terakhir, perusahaan juga fokus upaya perbaikan tata kelola dan kinerja perusahaan melalui program transformasi bisnis. Waskita juga sudah kembali kepada core business -nya sebagai kontraktor murni.
Perseroan juga membentuk financial controller sebagai pengendalian sistem keuangan dan mewujudkan
kesatuan likuiditas dalam bentuk sentralisasi pembayaran.
Perbaikan kinerja perusahaan di antaranya melalui lean construction dan lean office agar proses bisnis
Perseroan semakin efisien dan efektif.
"Untuk menghadapi tahun 2024, kita optimis dengan langkah-langkah yang dijalankan untuk menargetkan NKB tercapai sampai dengan Rp20 triliun secara konsolidasi. Proses ini sudah berjalan on the track untuk menciptakan bisnis yang lebih sehat dan prudent , sehingga kepercayaan yang diberikan oleh publik dapat kami jaga dengan baik," tutup Ermy.