Profil
Andung A Nitimiharja
Nama Andung Nitimihardja dalam kancah perekonomian nasional bukanlah orang baru. Dia adalah komisaris utama di tiga BUMN, di antaranya PLN, sebelum dia dipercaya menjadi menteri perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu. Obsesinya, saat menjabat Menteri Perindustrian adalah menjadikan Indonesia surga bagi investasi.
Mengejutkan adalah kata yang banyak diungkapkan banyak kalangan seiring dengan munculnya nama Andung A. Nitimihardja sebagai menteri perindustrian RI. Bagaimana tidak, hingga sore menjelang pengumuman kabinet pada 21 Oktober, nama direktur keuangan Medco Energy, Sugiharto masih menguat sebagai kandidat menteri perindustrian. Tetapi, tengah malam pada saat pengumuman, nama komisaris utama PLN tersebut tiba-tiba diplot sebagai menteri perindustrian.
Doktor bidang Studi Pembangunan University Pittsburg, AS, tersebut berkeinginan menjadikan Indonesia sebagai surga bagi investasi asing. Caranya, dengan jalan melakukan perbaikan terhadap sejumlah peraturan yang menghambat investasi dan industri. Selain itu, menjaga investasi yang sudah ada supaya tidak hengkang ke luar negeri.
Andung menekankan, dengan keadaan ekonomi mikro yang membaik dan keamanan serta kepastian hukum yang lebih baik akan menjadi pertimbangan bagi investor untuk masuk. "Saya akan bertemu dengan asosiasi serta investor asing untuk mendapat masukan dari mereka. Yang penting sekarang dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia ini, kita bisa menjadikan Indonesia sebagai surga bagi investasi manufaktur," tambahnya.
Pada bagian lain, komisaris utama PT RNI (Rajawali Nusantara Indonesia), PT PLN, dan PT Dirgantara Indonesia tersebut mengatakan, struktur industri akan diperkuat dari hulu ke hilir. Sejauh mungkin diharapkan proses produksi berlangsung di dalam negeri terutama produk-produk berbasis sumber daya alam.
Pada masa jabatannya, beliau telah memfinalisasi program 100 hari di bidang industri. Menurut dia, pihak Departemen Perindustrian akan memprioritaskan pengembangan industri berbasis agro, transportasi, dan juga industri manufaktur yang padat karya.
"Kita sudah membuat program jangka pendek dan menengah. Prioritas pengembangan industri adalah industri agro, dari hulu sampai hilir," kata Andung. Untuk itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Departemen Pertanian untuk menyejajarkan kebijakan guna membangun industri berbasis agro.
Sementara itu, mengenai persoalan harmonisasi tarif produk industri agro di sektor hulu dan hilir perlu dibahas bersama untuk mendapatkan formula tarif yang pas. "Jangan sampai tarif bea masuk produk di sektor hulu lebih besar daripada produk di sektor hilir, agar industri berdaya saing," tutur beliau.
Selain itu, menurut beliau, industri di bidang transportasi juga penting dikembangkan, seperti industri otomotif, sepeda motor, termasuk industri galangan kapal. Pengembangan industri itu diharapkan juga dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung lainnya, seperti industri komponen.
Di sektor industri manufaktur, beliau juga tetap memerhatikan program pengembangan industri manufaktur yang padat karya, seperti industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, dan elektronik. Industri seperti itu masih memiliki potensi untuk pasar ekspor.
Andung yang pernah menjabat Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu meninggal dunia dalam usia 59 tahun karena sakit pada saat tugasnya di Mexico.
Semasa hidupnya, Andung adalah sosok orang yang tidak pernah marah, humoris dan suka memberikan semangat hidup kepada adik-adiknya, bahkan dengan keluarga hubungannya sangat baik.
Oleh: Ratri Adityarani
Last Update 20/3/2014