Profil
Arif Minardi
Dari berbagai macam pemberitaan mengenai anggota DPR yang kontroversial, nama Arif Minardi tidaklah banyak diperbincangkan. Beberapa opininya bahkan terakhir dipublikasikan tahun lalu, tepatnya saat ia menyatakan opininya mengenai kerancuan upah buruh yang dinilai masih belum jelas. Saat itu, ia berkomentar bahwa sistem perburuhan yang ada di Indonesia masihlah rancu mengingat angka kebutuhan hidup layak (KHL) masih sering kali diperbincangkan oleh pengusaha, pemerintah, dan buruh itu sendiri. Definisi layak masih belum berujung pada titik temu yang saling melegakan ketiga pihak sementara buruh semakin merasa terhimpit dengan kondisi yang belum jelas tersebut. Lebih lanjut, pria yang berulang tahun setiap tanggal 25 Maret tersebut menjelaskan bahwa definisi layak menurutnya adalah jumlah penerimaan pekerja dari hasil pekerjaannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya secara wajar.
Bergabung dengan komisi IX yang melingkupi tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan, dan kesehatan, pria yang akrab disapa Arif ini sempat mendesak pemerintah untuk menggratiskan biaya rumah sakit. Ia menyatakan bahwa program jaminan kesehatan untuk masyarakat dinilai sudah bagus, hanya saja pada prakteknya sering kali masih kacau balau. Ia mencontohkan seperti yang dilakukan Pemda Bali yang telah menggratiskan kesehatan bagi masyarakat setempat. Mantan aktivis buruh PTDI tersebut menambahkan bahwa alokasi dana yang digunakan untuk kesehatan masyarakat jika seluruhnya ditanggung pemerintah akan jauh lebih murah dari nilai yang dianggarkan pada APBN.
Selama menjabat sebagai anggota DPR, beberapa tingkah Arif sering kali dinilai cepat tanggap, seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu saat Arif mengantarkan PKL bertemu dengan bank untuk mendapatkan kredit usaha. Saat itu, Arif mengumpulkan para pedagang dan beramai-ramai menuju bank yang memiliki Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dalam hal ini adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Melalui cara ini, Arif berhasil membantu para pedagang hingga mendapatkan bantuan modal sementara senilai sampai 20 juta. Ketika dikonfirmasi, ia menyatakan bahwa dengan turun sendiri maka ia bisa lebih tahu dengan kondisi yang ada di sekitar.
Riset dan Analisa: Atiqoh Hasan